"Kami menyertai para fuqaha dalam keadaan mereka, tetapi meraka tidak menyertai kami dalam keadaan kami. “
Kalimat yang begitu indah. Dan, begitu halus dalam menggambarkan hakikat yang tak berisi keraguan.
Kalimat yang begitu singkat namun menyorotkan cahaya yang menyibak hubungan samar antara para ulama dan para sufi.
Sang syekh menyatakan bahwa para sufi adalah ulama, menyamai seluruh ulama dalam hal ilmu, tetapi para sufi melebihi para ulama dalam hal amal
Diwud al-Thai adalah salah seorang sahabat Imam Abu Hanifah. . Ketika Dawud telah meraih ilmu dan mencapai puncaknya, sang imam berkata kepadanya, “Wahai Abu Suleiman, kita benar-benar telah menyempurnakan perangkat (ilmu),
Dawud lalu bertanya, “Lalu, apakah yang tersisa?” Sang imam menjawab, "Penggunaannya.”
Dawud pun beruzlah dan melakukan mujahada) yang besar hingga ia dapat mengamalkan ilmu.
la menghikayatkan salah satu sisi mujahadah itu:
Aku duduk bersama mereka (para sahabat Imam Abi) Hanifah) salama setahun tanpa berbicara tentang satu masalah pun, padahal masalah selalu berpapasan denganku dan aku sangat menentang masalah itu lebih daripada dahaga terhadap air dingin, tetapi aku tetap tak bicara,
Sekarang, siapakah Dawud al-Thai dan bagaimanakah ia disebut-sebut?
Mereka berkata, “Seandainya Dawud berada di umat-umat terdahulu, tentu Allah mengisahkan kabarnya."
Dikutip dari kitab Min Ma'arif al-Sadah al-Sufiliyyah karya Syekh Muhammad Khalid Tsabit.