Suatu ketika ada seorang lelaki Bani Israil yang berzina. Selesai berzina, dia pergi ke laut untuk mandi. Sebelum mandi, dia berangan-angan untuk dapat melakukan zina lagi dan lagi.
Namun, tiba-tiba saja air di tempatnya mandi itu berkata kepadanya, “Wahai orang celaka, hal seperti itu begitu buruk ketika terjadi pada batu, apalagi pada manusia. Apakah engkau tidak malu, wahai orang yang celaka? Engkau belum bersuci dari satu zina, tetapi ingin berzina lagi.”
Lelaki itu pun merasa takut karena kejadian yang dialaminye itu. Dia lalu memasuki kawasan pegunungan untuk menyesali perbuatannya. Di situ dia beribadah bersama pera ahli ibadah lainnya.
Suatu hari, para ahli ibadah itu bersama-sama pergi pantai. tetapi si lelaki tadi tidak ikut bersama mereka. Saat itu dia beralasan bahwa di pantai itu ada yang mengetahui dosanya sehingga dia merasa malu kepadanya.
Ketika para ahli ibadah itu tiba di pantai, air laut berkata kepada mereka, “Di mana teman kalian?”
Mereka menjawab, “Dia tidak keluar bersama kami karena malu ada yang mengetahui dosanya.”
Air laut itu berkata, "Tolong katakan kepadanya agar dia datang ke sini dan beribadah di sampingku.”
Singkat cerita, lelaki itu akhirnya datang ke laut, kemudian dia beribadah di tepi laut itu sampai dia meninggal. Dia kemudian dimakamkan di tempat itu. Belakangan, di atas kuburan lelaki itu tumbuh sebatang pohon pinus (shanubar) bercabang tujuh yang belum pernah ada sebelumnya. Dikutip dari kitab An-Nawadir
