Gambar Kado Wisudawan

Hari ini, Selasa 19 Agustus 2025, UIN Alauddin Makassar melakukan wisuda sarjana di Auditorium UIN Alauddin di Samata, Kabupaten Gowa, untuk program sarjana, magister, dan doktor. Kepada mereka yang telah meraih gelar akademik tertinggi itu untuk tidak berhenti mengasah diri dan mengembangkan apa yang telah mereka raih.

Di dunia akademik kita mengenal berbagai istilah yang sering kali digunakan dan dipandang memiliki makna yang sama, yakni: sarjana, ilmuan, dan intelektual. Sarjana adalah mereka yang telah menyelesaikan studi di perguruan tinggi dan memperoleh ijazah. Ilmuan adalah orang yang mengembangkan ilmu yang dimiliki melalui penelitian dan analisisnya. Sedangkan intelektual adalah mereka yang menggunakan akal pikirannya sebagai bagian dari pengabdiannya kepada Tuhan.

Sarjana jumlahnya kini sangat banyak, karena hampir setiap perguruan tinggi melakukan wisuda sarjana minimal sekali dalam satu tahun. Tapi sarjana yang menjadi ilmuan sangat terbatas, karena sebagian besar di antara sarjana menjadi tukang-tukang profesional. Apalagi menjadi seorang intelektual sangat sedikit, karena betapa banyak orang yang menggunakan akal pikirannya untuk menipu, merugikan dan berbuat zalim kepada orang lain.

Maraknya perguruan tinggi sekarang ini satu di antaranya dimaksudkan agar dapat melahirkan dan mewujudkan kesalehan intelektual. Karena itu umat Islam sering kali terjebak pada pemahaman yang keliru dalam melihat ilmu pengetahuan. Ilmu yang dipandang sebagai ilmu Islam hanyalah yang berkaitan dengan fikih, akhlak, ibadah dan ilmu-ilmu keislaman lainnya.

Padahal betapa banyak cabang ilmu pengetahuan lainnya yang justru sering terabaikan untuk diperhatikan dan dikembangkan. Umat Islam gagal membangun pilar-pilar kesalehan intelektual, karenanya senantiasa terbelakang. Selama umat Islam tidak mampu membangun dan menciptakan kesalehan intelektual, selama itu pula akan menjadi umat yang terbelakang dalam segala hal.

Demikian mulianya orang-orang yang masuk dalam kategori ulul albab yakni intelektual plus, sehingga ajaran agama mengatakan bahwa tinta para ulama lebih utama dari pada tetesan darah para syuhada. Karena itu kepada seluruh calon intelektual, baik yang sementara berada di bangku kuliah maupun yang sedang menempuh ujian seleksi dan menanti pengumuman kelulusan masuk perguruan tinggi, belum terlambat untuk memperbarui niat bahwa kuliah bukan sekadar keinginan meraih gelar sarjana, apalagi gagah-gagahan mencari status sebagai mahasiswa.

Namun, lebih jauh dari semua itu bahwa menuntut ilmu adalah perintah agama dan panggilan jiwa agar menjadi manusia yang merasa terpanggil untuk turut memikirkan dan mengatasi masalah yang dihadapi oleh masyarakat, kemudian memberikan alternatif pemecahannya dengan analisis dan bahasa yang dapat dipahami oleh masyarakat, sebagai wujud pengabdiannya kepada sang Khalik.

Orang-orang yang tidak mau menggunakan dan mengembangkan potensi pikiran atau intelektual sebagaimana mestinya, maka bisa disebut sebagai orang yang tidak saleh intelektualnya. Meskipun telah meraih gelar sarjana dalam beragam strata. Islam menganjurkan kepada kaum muslimin agar selalu membaca, berpikir, memperhatikan, menganalisis, meneliti untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.

Jika kewajiban itu ditunaikan sebaik-baiknya, maka artinya yang bersangkutan telah disebut sebagai orang saleh intelektualnya. Membangun kesalehan intelektual dalam Islam bukan dianggap sebagai perkara sederhana. Ayat Al-Qur'an yang pertama kali turun adalah berupa perintah membaca. Yaitu membaca dengan atas nama Tuhan.

Perbuatan membaca, meneliti, menganalisis, memahami dengan mengatas namakan Tuhan Yang Mahamulia, Yang Mahabenar, Yang Mahaadil dan sifat-sifat mulia yang lain, yang dilakukan secara benar, obyektif, sungguh-sungguh, maka itulah yang disebut dengan saleh secara intelektual.

Selamat untuk para wisudawan dan wisudawati UIN Alauddin Makassar periode Agustus 2025 untuk semua strata. Semoga Anda tidak saja lahir sebagai seorang sarjana, melainkan sebagai intelektual. (*)