يسروا ولا تعسروا، وبشروا ولا تنفروا.
”Permudahlah–dalam beragama, dan janganlah kamu persulit, dan berikanlah kabar gembira, dan jangalah kamu menjadikan orang justru berpaling–dari agama,” (Muttafaq ‘alaih).
“Berikanlah kabar gembira. Janganlah kalian memberikan kabar yang mengusir," (Muttafaq 'alaih).
"Tidak satu musibah pun menimpa seorang Muslim, melainkan Allah akan menjadikannya sebagai kafarat baginya, termasuk duri yang menusuknya," (Muttafaq 'alaih).
Nabi SAW. membawa kabar gembira bahwa wudhu dapat menghapus kesalahan. Beliau membawa kabar gembira bahwa shalat, puasa Ramadhan, haji, dan umrah dapat menghapus dosa yang terjadi di antara ibadah-ibadah tersebut, kecuali dosa-dosa besar.
Juga kabar gembira bahwa siapa yang mengucapkan subhanallah wa bihamdihi sebanyak 100 kali, maka kesalahannya akan dihapus meskipun sebanyak buih di lautan.
Juga kabar gembira bahwa siapa yang berbuat dosa, lalu berwudhu dan shalat dua rakaat dilanjutkan dengan beristighfar, maka Allah akan mengampuninya. Beliau bersabda, "Jika seorang hamba memeluk Islam dan keislamannya baik, maka Allah akan menghapus setiap keburukan yang pernah dia lakukan," (HR. an-Nasa`i). Juga hadits-hadits lain yang membawa kabar gembira berupa rahmat, ampunan, dan pengabulan taubat hamba-Nya.
Nabi SAW. memberikan kabar gembira kepada pembaca al-Qur`an, beliau bersabda, "Siapa yang membaca satu huruf al-Qur`an maka baginya satu kebaikan. Satu kebaikan senilai dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf," (HR. at-Tirmidzi).
Bahkan, Nabi SAW. memberikan kabar gembira bahwa qul huwallahu ahad (surah al-Ikhlash) senilai dengan sepertiga al-Qur`an. (Muttafaq ‘alaih).
Nabi SAW. memberikan kabar gembira berupa penghapusan dosa kepada orang yang sakit, serta penghiburan bahwa jika Allah menghendaki kebaikan bagi seseorang maka Dia akan mengujinya. Beliau pernah menjenguk orang sakit dan bersabda, "Bergembiralah, karena Allah berfirman, 'Demam adalah api-Ku yang Aku timpakan kepada hamba Mukmin-Ku di dunia, agar menggantikan jatah apinya di akhirat," (HR. at-Tirmidzi).
Tatkala menjenguk Ummu al-Ala' yang sedang sakit, Nabi bersabda, "Bergembiralah, wahai Ummu al-Ala'. Sesungguhnya sakit yang diderita oleh seorang Muslim akan menghilangkan dosa-dosanya atas izin Allah, bagaikan api yang menghilangkan kotoran emas dan perak," (HR. Abu Dawud).
Nabi bahkan memberikan kabar gembira yang paling indah kepada orang sakit. Beliau bersabda, "Jika seorang hamba sakit, atau bepergian, maka akan ditulis baginya seperti apa yang dia kerjakan saat mukim dan sehat,” (HR. al-Bukhari).
Kabar gembira dari Nabi tetap ada bahkan hingga sakaratul maut menjelang. Ibnu Syamasah al-Mahri berkata, "Kami hadir ketika Amr bin al-Ash akan wafat. Dia menangis lama dan menghadapkan wajahnya ke dinding. Anaknya berkata, "Wahai ayahku, bukankah Rasulullah telah memberikan kabar gembira berupa ini kepadamu? Bukankah Rasulullah telah memberikan kabar gembira berupa ini kepadamu?” Lalu Amr menghadap ke arahnya dan berkata, "Sesungguhnya hal paling afdhal yang kita persiapkan adalah syahadat bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah," (HR. Muslim).
Nabi juga mengajari para sahabatnya agar memberikan kabar gembira kepada orang-orang. Beliau menenangkan pikiran mereka saat kondisi mereka buruk. Kabar gembira dari Nabi bagaikan balsem bagi hati yang gundah, obat bagi jasad yang sakit, dan penenang bagi jiwa yang galau. Beliau memberikan kabar gembira bahwa siapa yang dilanda sakit, lelah, risau, sedih, atau bahkan tertusuk duri sekalipun, niscaya Allah akan menjadikan semua itu sebagai kafarat dosanya. Sungguh, syariat adalah kabar gembira...