Buku ini dimaksudkan sebagai berkontribusi pelaksanaan integrasi keilmuan di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) atau Universitas Islam Negeri (UIN). Seperti diketahui PTKI atau UIN di Indonesia mengusung visi integrasi keilmuan yang tidak hanya mengembangkan ilmu-ilmu umum atau ilmu-ilmu Islam tetapi mengintegrasikan keduanya menjadi satu kesatuan dalam tri dharma yaitu pembelajaran, penelitian, maupun pengabdian dan kegiatan penunjang lainnya yang memberi distingsi dengan perguruan tinggi umum.
Pembelajaran ilmu-ilmu Islam yang bersifat normatif (Al-Quran dan hadis) dan subjektif kemudian mengadopsi ilmu-ilmu umum yang objektif, rasional, empirik dengan melahirkan “integrasi ilmu” sebagai model pendidikan PTKI / UIN yang menyatukan paradigma ilmu Islam dan Ilmu umum yang terpisah sebelumnya. Integrasi keilmuan diharapkan mencakup aspek ontologi (objek keilmuan), epistemologi (metode keilmuan), dan aksiologi (manfaat ilmu) pada setiap bidang ilmu yang dipelajari.
Sudah banyak model integrasi yang dikembangkan. Misalnya: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memperkenalkan istilah ”Reintegrasi”, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menggunakan istilah ”Integrasi-Interkoneksi”, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mengusung metafora ”Pohon Keilmuan”, UIN Sunan Gunung Djati Bandung memakai model ”Roda Ilmu”, dan UIN Alauddin Makassar memakai simbol ”Rumah Peradaban” dan ”Kereta Keilmuan”. *
Buku ini berisi enam bab. Dimulai bab 1 yang membahas paradigma baru integrasi ilmu yaitu sejarah integrasi ilmu PTKI dan konsep kompetensi integrasi ilmu. Bab 2 membahas Al-Qur’an sebagai sumber ilmu pengetahuan, yaitu Al-Qur’an At-tadwin dan At-taqwin, delapan tema pokok Al-Qur’an, dan mukjizat ilmiah Al-Qur’an. Bab 3 tentang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yaitu pengertian iptek, metodologi ilmu pengetahuan, dan tiga golongan intelektual. Bab 4 integrasi Islam, ilmu dan teknologi membahas kerangka integrasi ilmu, pilar integrasi keilmuan, dan ulul albab. Bab 5 mengenai problematika peradaban modern yaitu modernisasi, sekularisme, materialisme, dan ateisme. Bab 6 tentang islamisasi ilmu sebagai solusi mencakup peran agama dalam Iptek, keseimbangan iman dan ilmu, keberhasilan lahir batin serta menerapkan kecerdasan islamik.
Buku cukup lengkap menggambarkan integrasi ilmu. Dimulai dengan konsep integrasi keilmuan yaitu ilmu pengetahuan dan teknologi (ilmu kauniyah) yang disinari oleh Al-Qur’an dan Hadis (ilmu tanziliyah) untuk mewujudkan peradaban yang cerdas, maju, unggul dan islami. Juga dijelaskan lima kompetensi keilmuan yang diterapkan penulis (MAA) dalam perkuliahan S1, S2, S3 yaitu: (1) menguasai konsep, (2) melakukan analisis, (3) menemukan ide baru, (4) mengaplikasikan ide, dan (5) mengembangkan ide.
Juga dijelaskan Al-Qur’an sebagai sumber ilmu pengetahuan (science). Dengan mengutip Syekh Thantawi Jauhari (1984) bahwa ayat-ayat ilmu pengetahuan jauh lebih banyak dari ayat-ayat fiqih dengan perbandingan 750 : 150 ayat. Hossein Nasr menyebutkan (1986) bahwa ada 2 jenis ayat yang perlu dibaca yaitu Al-Qur’an At-Tadwin yaitu Al-Qur’an sebagai kitab suci dan Al-Qur’an At-Taqwin yaitu alam semesta. Buku ini menjelaskan mukjizat ilmiah Al-Qur’an dengan menyebut ayat-ayat ilmu pengetahuan tentang: langit, manusia, binatang, tumbuhan, geografi, komunikasi, ekonomi, kesehatan / kedokteran, administrasi, pendiikan, saintek, dan hukum. *
Pada bagian lain dijelaskan metodologi ilmu pengetahuan atau metode penelitian yang mencakup 14 langkah yaitu: menentukan latar, tujuan, rumusan masalah, studi pendahuluan, hipotesis, teori yang digunakan, pendekatan, variabel -fokus - sumber data, instrumen, pengumpulan data, pengolahan data, analisis, dan penarikan kesimpulan. Tiga golongan intelektual: ilmuan, cendekiawan, teknokrat.
Selanjutnya dijelaskan kerangka integrasi keilmuan antara ilmu tanziliyah (ilmu Islam) dan ilmu kauniyah (ilmu umum) dengan pilar integrasi yaitu: ontologi (objek), epistemologi (metode) dan aksiologi (tujuan ilmu). Integrasi mencakup metodologi ilmiah (objektif, rasional, empirik) + metodologi Islam (bayani, burhani, irfani).
Integrasi keilmuan dalam buku ini juga dimaksudkan untuk mengatasi berbagai problematika isme-isme peradaban modern yang sedang berkembang yaitu: modernisme, sekularisme, materialisme, dan ateisme. Isme-isme telah menimbulkan berbagai permasalahan pemikiran maupun kehidupan masyarakat.
Buku ini ditutup dengan Islamisasi sebagai solusi peradaban masa depan yang menampilkan peran agama dalam perkembangan IPTEK dan perubahan sosial dengan keseimbangan iman dan ilmu pengetahuan berbasis aqidah, iman, tauhid, dan syahadah untuk mencapai keberhasilan lahir batin, dunia akhirat.
Buku ini sangat penting dimiliki oleh dosen dan mahasiswa PTKI / UIN pada berbagai Fakultas, Jurusan / Program Studi, baik yang bernaung dalam ilmu-ilmu umum maupun ilmu-ilmu agama sebagai landasan, kajian, sumber belajar, aplikasi, maupun pengembangan tridarma perguruan tinggi. Juga perlu dimiliki oleh perguruan tinggi umum dan masyarakat yang menaruh perhatian pada islamisasi sains atau integrasi keilmuan. Semoga barokah… (MAA) *