Gambar Indra Keberagamaan (6)
"Kecerdasan dikalahkan oleh Keberuntungan". Demikian respon sahabat saya, Pak Hadi Susanto, atas catatan saya tentang kecerdasan yang dikalahkan oleh kecanduan. Respon di atas menarik untuk didiskusikan.
Menariknya karena berbeda dengan yang sering saya bagikan ke anak-anak sekolah. Saya sering mengatakan bahwa sejatinya tidak ada yang murni disebut keberuntungan. Yang ada adalah buah kerja keras. Keberuntungan bertengger di atas kerja keras.
Batasan keberuntungan dalam kitab suci juga meniscayakan kerja keras, misalnya dalam salah satu ayat dinyatakan bahwa orang yang beruntung itu adalah yang khusyu' dalam shalatnya, yang menjauhkan diri dari hal yang tidak berguna, yang mengeluarkan zakat dan yang menjaga kehormatannya.
Semua indikator yang disebutkan untuk sampai pada fase keberuntungan dalam agama membutuhkan perjuangan. Tentu tidak mudah menjalankan shalat yang khusyu', sama tidak mudahnya menjauhkan diri dari perbuatan unfaedah yang justru hari ini banyak sekali terjadi.
Keberuntungan hanyalah peristilahan bagi derajat pencapaian seseorang. Mungkin semacam bahasa yang halus untuk diperhadapkan pada orang yang belum menuai hasil dari kerja kerasnya.
Keberuntungan diraih dari hasil kerja cerdas. Itulah mungkin seseorang terlihat beruntung karena tidak terlalu banyak mengeluarkan keringat, untuk mendapatkan hasil lebih. Memang, kerja cerdas tidak persis sama dengan kerja keras.
Kerja cerdas menggunakan otak tapi kerja keras memakai otot. Namun proses untuk kerja cerdas dimulai dari kerja keras. Orang-orang sukses yang tercatat sebagai pelaku sejarah perubahan kehidupan yang dikenal sebagai orang beruntung begitu banyak ditempa oleh kerasnya kehidupan mereka.
Sampai disini, kita bisa memposisikan makna keberuntungan dalam hidup. Jadi orang beruntung adalah orang yang kaya ikhtiar, memadukan ragam kecerdasan: untung dia menemui Bapak itu, yang merubah hidupnya. Untung dia masuk Jurusan itu, yang membuatnya berkarir. Untung dia menikah dengan si anu, kemistrinya bagus. Asal jangan, untung dia parkir mobilnya di depan masjid, dikira shalat tarawih, padahal......