Gambar HARI INI SAYA TIDAK MENULIS TETAPI KHUSUS MENANGGAPI DUA TULISAN DARI SAHABAT


1. Sahabat dari luar negeri dan belum ingin dibuka identitasnya

Berikut ini tanggapan yang bisa disampaikan sebagai balasan penuh kelembutan dan penghargaan kepada dua responden atas puisi "Belajar dari Jejak Para Tokoh". Saya rangiki, sesuai dengan gaya bahasa yang dipakai:

Dan tanggapan atas Respon Sahabat dan Keluarga Almarhum H. Fadli Luran

Terima kasih yang tulus saya sampaikan kepada sahabat dari luar negeri atas masukannya yang halus dan penuh kepedulian. Saran redaksional seperti "lapang dalam furu’iyah” adalah bentuk cinta terhadap keindahan bahasa dan kejernihan pesan. Saya sangat menghargai itu. Meski kalimat yang saya pilih semula merupakan bagian dari idiom yang telah cukup dikenal, namun tidak tertutup kemungkinan untuk direfleksi ulang dan disempurnakan. Tentu, dalam ranah kelembagaan, sebagaimana telah saya sampaikan, perubahan-perubahan seperti ini seyogianya dipertimbangkan melalui Musyawarah Besar, agar tetap menjunjung adab dan kesepakatan kolektif.

Apresiasi sahabat terhadap tulisan ini sebagai “mazmur kehidupan tentang belajar, adab, dan cinta ilmu” sungguh membuat saya merasa bahwa kata-kata masih bisa menyentuh hati, bila ditulis dengan kejujuran dan niat baik. Jika suatu saat tulisan ini dibacakan atau diterbitkan lebih luas, semoga itu menjadi perpanjangan dari keteladanan Buya H. Fadli Luran yang tidak hanya hidup dalam ingatan, tetapi juga menumbuhkan semangat baru dalam kehidupan.

2. Adinda Hj. Ulfa Fadli Luran

Kepada Hj. Ulfah Fadli Luran, putri almarhum yang saya hormati,
Ucapan dan kenanga dibagikan membuat saya tersentuh dan makin menyadari betapa dalamnya jejak yang ditinggalkan seorang ayah dan guru seperti beliau. Kisah sederhana—seperti dicium tangannya setiap pagi sebelum berangkat sekolah, dan didoakan dalam keheningan jiwa—menjadi bukti betapa warisan spiritual jauh lebih langgeng daripada yang bersifat material.

Semoga almarhum senantiasa diberi tempat terbaik di sisi Allah SWT, dan segala kenangan indah tentang beliau menjadi penguat langkah bagi keluarga dan murid-muridnya yang kini melanjutkan jejak-jejak kebaikan.

Wassalam,
Ahmad M. Sewang
Gowa, Sulawesi Selatan, 2 Juni 2024