Tahun tujuh sembilan menjadi saksi, Remaja masjid bangkit berdiri, Di kota Makassar yang bersahaja, IMMIM mengukir sejarah mulia.
Dalam naungan DPP IMMIM yang gagah, Majelis PHBI dan Remaja pun merekah. Dipimpin Yamin Amna—cendekia bijaksana, Kelak menyandang Drs. MA di nama.
Pada satu hari yang tak kulupa, Masjid Aqsha jadi arena pertama, H. Fadli Lurang hadir di sana, Meresmikan generasi muda dengan sukma.
Di hadapan kami, beliau berseru, Dengan mata bening dan nada sendu: "Mengapa Remaja Masjid mesti lahir?" Pertanyaan yang membuat dada bergetar getir.
“Karena pembawa celengan, imam, hingga khutbah Dipegang para sepuh yang tubuhnya lelah. Jika tiba-tiba maut menjemput mereka, Siapa pewaris jejak sujud dan doa?” kata beliu.
Lalu beliau titahkan penuh harap: “Setiap masjid bentuklah sayap! Sayap muda, sayap semangat, Agar masjid tetap hangat, Agar Islam tetap kuat.”
Seruan itu menyebar laksana angin, Remaja masjid tumbuh di setiap dinding, Bak jamur mekar di musim hujan, Mereka datang membawa harapan.
Cerdas cermat, nasyid berkelompok, Majelis remaja pun jadi tempat terpatok, IMMIM bukan hanya pemersatu jiwa, Tapi pembangun kader sejak muda.
Maka kutulis kisah ini, Agar tak tenggelam ditelan hari.ĺ Bahwa di antara umat yang bersatu, Ada H. Fadli Lurang—tokoh pelita yang tak pernah layu.
Wassalam, Kompleks GFM, 28 Mei 2025