Gambar H. FADLI LURAN: PEMERSATU UMAT (2)


Engkau hadir di zaman
 penuh ujian,
Saat ukhuwah goyah oleh tafsir perbedaan.
Dua masjid berdiri berdampingan,
Namun Jumat tak lagi menyatukan barisan.

Engkau datang—bukan membawa dalil keras,
Tapi mengalirkan sejuk dalam kata yang tegas.
DPP IMMIM engkau sulap jadi ruang pelipur,
Tempat hati-hati yang berselisih kembali akur.

Di tempat lain, tarawih jadi soal,
Rakaat diperdebatkan, suara meninggi dan menyalak.
Engkau memeluk mereka dalam kebersamaan,
Menjadi jembatan antara niat dan kenyataan.

Banyak yang kagum, dari luar kota hingga mancanegara,
Kebersamaan itu menyejukkan jiwa.
Namun ketika engkau tiada,
Bayangan perpecahan kembali menyapa.

Pandanganmu jauh melintasi zaman,
Membina remaja, merawat harapan.
Bukan hanya pesantren engkau dirikan,
Tapi juga universitas—menjulang sebagai tiang peradaban.

Kesehatan umat pun engkau rawat,
Bersinergi dengan negeri kaya minyak yang bermartabat.
Lahirlah Rumah Sakit Islam, Faisal, sebagai bukti perjuangan yang tak pernah padam.

Engkau mempersatukan dalam akidah yang kokoh,
Namun lembut dalam furu’iyah yang tak harus seragam.
Semboyan itu bukan sekadar kalimat,
Tapi nafas perjuangan yang engkau tanam dalam-dalam.

Buya Hamka dan Wakil Presiden pertama,
Kerap bersinggah, bukan karena megahnya rumah,
Tapi karena ketulusan yang menjelma hangat,
Di Jalan Lanto Dg. Pasewan yang bersahaja dan akrab.

Mereka menolak lobi hotel nan sunyi,
Memilih rumahmu, tempat ilmu dan silaturahmi.
Di sanalah tumbuh percakapan mendalam,
Tentang bangsa, iman, dan cinta yang tak padam.

Wassalam, 
Kompleks GPM, 4 Juni 2025