[15.06, 16/11/2024] +62 813-4241-9426: Era modern adalah zaman percepatan, di mana teknologi, informasi, dan mobilitas manusia bergerak lebih cepat dibanding era sebelumnya.
Namun, kemajuan ini memunculkan dua fenomena budaya yang saling bertolak belakang: GERCEP (Gerak Cepat), yang mencerminkan sikap proaktif dan responsif, serta MAGER (Malas Gerak), yang menggambarkan stagnasi dan apatisme.
Dalam Islam, keduanya memiliki implikasi spiritual, sosial, dan moral yang penting untuk ditelaah. Islam menginspirasi umatnya untuk menjadi pribadi yang produktif, visioner, dan selalu bergerak menuju kemaslahatan, sembari menjauhi sikap malas yang membawa kehancuran individu dan masyarakat.
Pembahasan tentang fenomena GERCEP (Gerak Cepat) dan MAGER (Malas Gerak) dalam dunia modern sangat relevan dengan ajaran Islam, yang menekankan pentingnya bersegera dalam kebaikan dan menjauhi kemalasan.
Konsep-konsep ini bisa dikaitkan dengan prinsip dasar dalam ajaran Islam yang mencakup kecepatan dalam berbuat baik, produktivitas dalam kehidupan, serta pentingnya menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat.
Islam mendorong umatnya untuk menjadi pribadi yang cepat dalam melakukan kebaikan dan berkontribusi pada masyarakat, sebagaimana tercermin dalam Surah Ali Imran [3]: 133, yang menyebutkan pentingnya bersegera menuju ampunan Allah dan surga-Nya.
Sikap GERCEP tidak hanya berlaku dalam hal ibadah pribadi, tetapi juga dalam menyikapi perubahan zaman dengan cepat dan tepat, seperti yang diajarkan Rasulullah SAW. dalam berbagai hadis tentang bersegera melakukan amal shalih sebelum datangnya fitnah. Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah contoh teladan dari gerak cepat, di mana beliau segera menanggapi panggilan Rasulullah untuk berderma, menandakan bahwa keimanan yang kuat menghasilkan respons yang cepat terhadap kebaikan.
Sebaliknya, MAGER (kemalasan) dalam beraktivitas baik secara fisik maupun mental dalam ajaran Islam sangat dilarang. QS. An-Nisa [4]: 142 menggambarkan kemalasan dalam beribadah, yang dapat merusak hubungan dengan Allah dan menurunkan kualitas amal. Rasulullah SAW. juga mengajarkan umatnya untuk berlindung dari sifat malas melalui doa, seperti yang tercatat dalam hadis HR. Bukhari dan Muslim. Kemalasan ini bisa menyebabkan stagnasi dalam kehidupan pribadi dan merugikan masyarakat.
Untuk mengatasi tantangan zaman yang serba cepat ini, Islam mengajarkan pentingnya ilmu dan amal yang seimbang. Dalam konteks GERCEP, umat Islam harus memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk beradaptasi dengan teknologi modern dan perkembangan zaman. Seperti yang dikatakan oleh Ibn Khaldun dalam Muqaddimah, peradaban hanya dapat terwujud melalui usaha yang terus-menerus dan gerak yang berkesinambungan.
1. Islam dan Urgensi Gerak Cepat (GERCEP)
a. Al-Qur'an tentang Kecepatan dalam Kebaikan
Allah SWT memotivasi manusia untuk bergerak cepat dalam hal-hal positif dan konstruktif:
وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Ali Imran [3]: 133)
Ayat ini menekankan bahwa kehidupan adalah arena kompetisi dalam hal kebaikan. Allah mengajak umat-Nya untuk tidak menunda-nunda amal saleh dan menjadikan waktu sebagai aset yang bernilai.
b. Hadis Nabi tentang Keutamaan Bersegera
Rasulullah SAW. bersabda dalam sebuah hasits :
بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ فَسَتَكُونُ فِتَنٌ كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ
“Bersegeralah melakukan amal shalih sebelum datang fitnah seperti malam yang gelap gulita." (HR. Muslim)
Hadis ini memberikan peringatan bahwa kesempatan untuk berbuat baik tidak selalu tersedia, sehingga seorang Muslim harus memanfaa… [22.05, 16/11/2024] Prof Halifa: Today's Highlight: "Hargailah masakan istri, walaupun kurang sedap, karena engkau dulu janji dengannya bangun Rumah Tangga bukan Rumah Makan"
#Ahad Ceria#