Ketika mendapatkan kesempatan untuk riset disertasi di Leiden University, saya mendapat bimbingan tambahan dari Dr. van Dijk, dia seorang paneliti di Leiden University yang pernah meneliti tentang DI TII. Dialah merekomendasikan saya agar meneliti di Pusat Pengkaderan Kristen di Leiden. Lembaga ini sebagai pusat naskah tua abad 15-16 M atau dalam abad yang sama dimulai islamisasi Sulawesi Selatan. Karena saya meneliti abad ke 16-17 di Sulawesi Selatan, maka Dr. van Dijk merekomendasikan saya riset di Henri Krimer.

 Henry Krimer adalah Institut pengkaderan Kristen yang lengkap dengan pendidikan, pengkaderan, perpustakaan, dan asrama. Tidak heran jika ada pendeta dari Indonesia,  biasanya lebih dahulu mengunjungi tempat ini, seperti Pendata Dr. Sumartana dari Yogyakarta dan Dr. Zakaria Ngelow, ketua STIK Makassar.

Kebetulan karena Pendeta Slop sudah mengenal kami, maka ketika kedua tamu tersebut datang dari Indonesia, kami dari IAIN sejumlah enam orang yang sementara riset di sana, juga diundang ikut berkonsentrasi membicarakan mundurnya Kristenisasi di Belanda. Masih ingat yang saya konrribusikan ketika itu bahwa Kristenisasi di Belanda mengalami kemunduran terakhir ini buktinya banyak Gereja yang kosong bahkan diperjualbelikan, di Amsterdam sendiri tinggal 12,5 persen yang rajin masuk gereja beribadah setiap minggu. Kemana mereka? Mereka menjadi agnotisisme artinya beragama atau tidak sama saja.

Sisah-sasah penelitian inilah yang saya rewiting siapa tahu bermanfaat para peneliti sejarah di PPs.

Wasalam,
Kompleks GFM, 21 Mei 2024