Gambar FOOTNOTE HISTORIS: SIRAH IBN HISYAM SEBAGAI RUJUKAN PRIMER

Menjawab pertanyaan Sdr. Dr. Salahuddin Sopu

Ketika pidato penerimaan guru besar saya pada tahun 2004 lalu, saya menjadikan Sirah Ibn Hisyam sebagai referens utama, sebab buku ini dianggap paling dekat dengan masa Nabi. Memang masih ada satu buku yang lebih dekat satu generasi dengan masa Nabi, tetapi sayang bukun itu sudah punah ditelang masa alias sudah tidak ada lagi. Beruntung Ibn Hisyam sudah mencatat dalam bukunya di atas.

Dalam Sirah ibn Hisyam mencatat bahwa ketika 'Amm al Ifadah (tahun utusan) terdapat 60 orang rombongan kaum Najran Nasrani berkunjung kepada Nabi sebagai pengakuan kepada kekuasaan Nabi di Madinah. Nabi mempersilahkan rombongan itu bermalam di masjid Madinah. Ketika ingin beribadah, mereka juga mempersiapkan beribadahp di dalam masjid. Sekarang ulama mengambil kebijakan demi kemaslahatan umat:
1.Berhubung karena kekhawatiran jangan sampai dijadikan kebiasaan dan terjadinya percampuran antara ibadah Islam dan Nasrani, maka banyak di kalangan kaum ulama melarang beribadah agama Kristen dalam masjid. Bahkan kedua masjid Haramain menjadi daerah inklusif, ketika di Jeddah akan memasuki dua kota suci itu: Mekah dan Madinah, terus ada peringatan keras,
ممنوع دخول غير مسلمين
(artinya dilarang masuk selain bukan muslim).

2. Menurut Prof. Dr. HM Quraish Shihab,  jangankan beribadah di dalam mesjid, demi menjaga percampuran ibadah di lembaga Islam sendiri dilarang dilakukan peribadatan. Ketika seorang tokoh Kristen izin meminta Sinode di Aula IMMIM, almarhum H. Fadli Luran saat itu, dengan pertibangan kemaslahatan umat, beliau melarang berkegiatan di lembaga itu. Jadi sekali lagi berlakulah kaidah ushul
تغير الاحكام بتغيير الأزمان والمكان
(Hukum berubah karena perubahan waktu dan tempat) . 

Waslam,
Kompleks GFM, 20 Mei 2024