Gambar FOOTNOTE HISTORIS: PELAJARAN DARI SEJARAH

Sebagai kita ketahui bahwa Dinasti Syiah yang termarjinalkan dalam sejarah di tengah masyarakat sunny yang mayoritas, kecuali Dinasti Fatimiah di Mesir. Dinasti Fatimiah menisbahkan namanya kepada putri Nabi Muhammad saw., Fatimat az- Zahrah. Dinasti ini berdiri tahun 909-1171. Dia adalah beraliran Syiah Ismailiah yang didirikan oleh Ubaidillah al Mahdi. Mulanya didirikan di Tunisiah kemudian pada masa kekuasaan al Mu'is dipindahkan ke Mesir oleh Jenderalnya bernama al-Siqilli. Beliaulah yang mendirikan masjid yang dinamakan al- Jami'. Sampai sekarang masjid masih dinamakan al-Jami', yaitu masjid yang ada pada tingkat desa. Itulah yang menjadi keputusan DMI Pusat. Setahun kemudian barulah al-Mu'is pindah ke Mesir dan beliaulah yang mendirikan Unuversitas al Azhar yang diberikan nama al Jami'at al Azhar,  tinggal menambahkan ta marbutah dibelakang al Jami' menjadi al-jami'ah, yang dianggap universitas tertua. Walau kemudian ditemukan Universitas Kairawan di Tunisia yang dianggap lebih tua di dunia Islam. Tetapi al Jami'ah al Azhar diabadikan namanya di dunia Islam, seperti UIN Alauddin Makassar, bernama: الجامعة الاؤالدين ماكسر. Dan di dunia barat, ketika penataan perguruan tinggi mereka di kemudian hari menyesuaikan dengan nama yang sudah ada di dunia Islam itu. Apa makna al-Jami'at? Yaitu adalah tempat mengajarkan ilmu pengetahuan secara universal, maka mereka menamakan Perguruan Tingginya dengan "Universitas". 

 Di antara pertanyaan penting Dinasti Fatimiah adalah kenapa dinasti ini bisa bertahan lebih dari satu abad di Tunisia dan di Mesir di tengah mayoritas masyarakat muslim berfaham Sunny? Jawabannya, karena mereka toleran terhadap masyarakat lingkungan sekitar bahkan penunjukkan Qadi al Qudat (Ketua Mahkamah Agung) secara professional diambil dari Sunni. Ini adalah pelajaran penting jika ingin diterima masyarakat mayoritas, maka perbaikan sikap dengan bersikap toleransi dan professional pada masyarakat sekitar sesuai keahlian.

Sikap toleransi dan professionalitas bagi Dinasti Fatimiah juga dipengaruhi karena mereka adalah gerakan dakwah. Orang yang bergerak di bidang dakwa memang memang mengharuskan mereka lebih toleransi karena supaya harus bisa beradaptasi dengan masyarakat sekitar yang berbeda paham. Ditambah lagi para sultan mereka pencinta ilmu pengetahuan bahkan mereka mendirikan Darul hikmah sebagai pusat ilmu pengetahuan, mengikuti pusat ilmu pengetahuan sebelunys yang didirikan Abbasiah di Bagdad bernama Baitul Hikmah. Begitu cintanya Sultan al Hakim pada ilmu pengetahuan sehingga rumahnya satu koridor dengan perpustakaan. Ini pula yang saya ikuti ketika membangun rumah di Makassar. Yang pertama saya persiapkan adalah dengan mengikuti al Hakim, merancang lebih dahulu perpustakaan yang satu koridor dengan kamar utama. Inilah pelajaran penting dari sejarah. Ini juga pelajaran penting yang ditawarkan presiden pertama RI, Ir. Soekarno; Jas merah (jangan sama sekali meninggalkan sejarah). "Dari mana pun hikmah itu (ilmu pengetahuan wajib diterima). Sekali pun berbeda agama, apalagi jika helanya sekedar beda paham misalnya," kata Nabi saw.

Wagalam,
Kompleks GFM, 19 Juni 2024