Hidup penuh perubahan, satu-satunya yang tetap adalah perubahan itu sendiri. Kata ilmu kebudayaan. Demikian pula dalam perjalanan hidup mengalami perubahan demi perubahan, sejak sepuluh tahun terakhir, tepatnya tahun 2024, saya diberi kekuatan oleh Allah swt. dapat menulis artikel setiap hari di WA. Kecuali pada week end atau hari Sabtu dan Ahad, sama dengan kantor berita dunia, seperti VOA, BBC, ABC dan NHK.
Sekarang sejalan dengan perjalanan waktu frekuensi itu mengalami perubahan. Walau pun dunia tulis-menulis itu tidak bisa ditinggalkan sama sekali. Apalagi ada beberapa netizen berterus-terang minta izin mencopynya setiap artikel itu terbit. Saya hanya katakan silahkan copy ide itu, sebab apa yang saya terbitkan menjadi milik bersama. Walau saya juga tahu tidak semua tulisan saya orang menyukai. Bagi saya menulis harus berangkat dari niat yang baik. Jika ada yang tidak suka memang seharusnya demikian, sebab Nabi Muhammad saw. sendiri sebagai orang yang paling paripurna di muka bumi ini ada orang yang benci, apalagi saya sebagai manusia biasa. Yang paling penting menulis harus berangkat dari niat yang baik dan tulus, yaitu memberi manfaat pada kemanusiaan. Khusus bagi netizen yang selalu mengcopy artikel saya, mohon maaf jika saya memutuskan mengurangi menulis menjadi dua kali per minggu, yaitu Senin dan Kamis, tentu saja dengan bebetapa alasan:
1. Saya sekarang mengalihkan perhatian yang saya anggap lebih bermanfaat atau amalan yang lebih abadi, yaitu menulis buku. Saya sepandangan dengan Hasan al-Bannah seorang ikhwanul muslimin berpandangan bahwa, "Menulis buku yang memberi manfaat pada kemanusiaan, kelak akan menjadi amal jariah sekali pun sudah tidak ada lagi di dunia ini. Selanjutnya, beliau berkata, "Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala. Tapi satu buku bisa menembus seribu atau jutaan kepala."
2. Hasil penelitian Prof. Dr. Hj. Nabila Lubis tentang karya Syek yusuf al-Makassary abad ke-17. Syak Yusuf diteliti penggunaan bahasa Arab masa itu, Nabila menelitinya di tiga benua: a. Benua Eropa, yaitu di Leiden Universety, b. Di Cape Town, Afrika Selatan, dan c. Di Asia: yaitudi Banten dan Makassar. Penelitian ini menghasilkan bahwa Syek Yusuf al-Makassary mempruduksi buku sebanyak 23 buah buku dalam bahasa Arab. Itu sebabnya beliau dikenal sampai ke negeri Arab dan itu juga sebabnya beliau selalu dibahas dan diteliti oleh para scholar samapai sekarang. Seakan beliau berpesan, "Jika ingin dikenang sejarah, maka menulislah, sebaliknya jika ingin dilupakan sejarah, maka tinggalkanlah dunia tulis-menulis," demikian pesan imajiner Syekh Yusuf al-Makassary.
3. Dengan demikian saya umumkan bahwa tidak akan meninggalkan dunia tulis-menulis, saya tetap menulis dua kali per minggu, pengurangan prekwensi semata-mata mengejar sebuah kualitas. Menulis di WA itu penting bagi saya, sebab dari sini kemudian dimuat di koran lokal bahkan terkadang di Geoglee.
Wasalam, Kompleks GPM, 28 Okt. 2024