Rasulullah saw. melaksanakan hijrah dari Mekah ke Madinah tidak melalui jalan utama. Tidak lain untuk menghindari pengejaran yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy. Beliau memilih jalur berseberangan dengan jalan umum. Beliau berangkat dari Mekah kemudian menuju Tsaniatul Ghazal, Ar Raudha, Qudaid, Kulay, Juhfah, Badr, Ar Rauhana, Dzul Hulaifah, dan sampai Yastrib (Madinah). Sementara, jalan utama yang biasa digunakan oleh penduduk Mekah dan sekitarnya sengaja dihindari. Jalur-jalur itu membentang dari Mekah, Hudaibiyah, Usfan, Tsaniatul Marrah, Dzatul Jasy yang langsung ke Gerbang Yastrib. Dengan menghindari jalur utama ini, Rasulullah saw. selamat dari kejaran kaum kafir Quraisy, bahkan sebagian mereka yang berupaya mengejar beliau dan rombongan kehilangan jejak.
Dimulai dari 26 Shafar sebelum hijriah : meninggalkan rumah di Makah dan tinggal tiga hari di dalam Gua Tsur.
1. Rabiul Awal : meninggalkan kota Makkah dan meneruskan perjalanan menuju Madinah
8 Rabiul awal : tiba di Masjid Quba dekat Madinah
12 Rabiul Awal : tiba di Madinah untuk Shalat Jum'at
22 Rabiul Awal pindah dari Masjid Quba ke kota Madinah
Hijrah Nabi Muhammad saw. ke Madinah adalah peristiwa penting dalam sejarah Islam yang tidak hanya menandai awal kalender Hijriyah tetapi juga mengukuhkan posisi Nabi sebagai pemimpin spiritual dan politik. Berikut adalah dua perspektif dari peristiwa tersebut:
I. Perspektif sebagai Nabi 1. Pemenuhan Nubuat dan Janji Allah: Hijrah merupakan perintah Allah kepada Nabi Muhammad saw. dan menjadi bagian dari rencana Ilahi untuk menyebarkan Islam. Hal ini mengukuhkan keyakinan umat Muslim bahwa Muhammad adalah utusan Allah yang membawa pesan kebenaran. 2. Kepemimpinan Spiritual: Di Madinah, Nabi Muhammad saw. berhasil membangun masyarakat Muslim yang kuat dan bersatu. Beliau menjadi imam dan pemimpin yang membimbing umat dalam segala aspek kehidupan, dari ibadah hingga tata kelola masyarakat.
Ii. Perspektif sebagai basyar atau Manusia Biasa 1. Strategi dan Keberanian: Keputusan untuk hijrah adalah langkah strategis yang menunjukkan kecerdasan dan keberanian Nabi sebagai seorang pemimpin. Tantangan dan bahaya selama perjalanan hijrah menggambarkan ketabahan dan keteguhan hati beliau. 2. Kemampuan Diplomasi: Nabi Muhammad saw. menunjukkan keahlian dalam diplomasi dengan membentuk Piagam Madinah yang mengatur hubungan antara berbagai suku dan komunitas di Madinah. Ini menunjukkan kemampuan beliau dalam memimpin dan menyatukan masyarakat yang beragam. Piagam Madinah adalah UU pertama yang pernah lahir di muka bumi in, kata Monggomory Watt.
Wasalam, Kompleks GPM, 23 Agustus 2024