Gambar FOOTNOTE HISTORIS: MEMBERI KAJIAN DI MASJID JAMI PAMBUSUANG

"Setelah keliling di Pambusuang cari tempat untuk sebuah kajian, maka terpilihlah masjid Jami Pambusuang."  Madjid ini bisa dlitempati kapan saja karena memiliki jamaah tertentu dan peserta yang banyak, sekalipun mendadak. Memang problematika makin banyaknya ilmuan dan ulama yang bermunculan di desa ini, ternyata membawa masalah baru, yaitu tidak  secepat lapangan kerja yang menampung mereka dengan sendirinya menimbulkan krisis baru, yaitu pengangguran intelektual semakin bertambah. 

Dahulu kehidupan susah, sekarang sejalan dengan perkembangan masyarakat kita sedang menuju pada kehidupan yang lebih comport.
Dahulu jika ingin sekolah tidak perlu tinggi-tinggi، cukup di SGB atau PGA 4 Tahun, itupun ikatan Dinas langsung terangkat. Masa saya selesai sarjana ada tiga instansi secara bersamaan mengangkat saya, tetapi sesuai petenjuk senior, lebih baik jadi telaga edukasi di PT. Sekarang alumni magister sudah mulai over. Jadi tantangan sudah mulai bedah. Dahulu dosen-desen saya terdiri dari alumni BA, sekarang persyaratan jadi dosen harus Magister. Kemungkinan yang dalam waktu dekat sudah harus berkualitas doktor. Jadi semakin panjang waktu yang digunakan untuk sekolah. Dahulu jika ingin masuk PT harus Jakarta sekolah, itu pun melewati seleksi ketat. Sekarang studi magister ada di mana-mana di depan mata. Di STAIN Majene, sampai STIS Asadiyah. Saya tahu itu karena kebetulan jadi tenaga edukasidi sana.

Ada hal yang menarik ketika mengikuti kajian di Masjid Jami Pambusuang, ada orang yang mendatangi saya secara khusus. Di belakang diketahui adalah teman saya di masa kecil setelah dia memperkenalkan diri. Dia bernama Lutfi menayakan hal khusus seperti makna Ketuhanan Yang Maha Esa. Saya dengar saja dan saya biarkan karena mengarah ke ilmu khusus, seperti jika ingin tahu ilmu ini, tempatnya pada tempat khusu malam Jumat di dalam kelembu. Saya hanya jawab dalam hati bahwa sekarang ilmu sudah terbuka, tidak ada lagi yang tertutup. Ilmu menurut ilmuan semua terbuka dan sangat mudah dipelajari. Jika ada ilmu yang tertutup tidak masuk persyaratan sebagai ilmu. Sekarang banyak paradigma yang berubah, jika dahulu ilmu itu tertutup sekarang persyaratan sebagai ilmu harus terbuka dan bisa di perifikasi. Dahulu ilmu seakan tersembunyi sekarang terbuka. Jika orang dahulu ada kecenderungan menyembunyikan. Sekarang guru yang baik adalah seorang yang bercita-cita menjadikan muridnya lebih baik dari gurunya dan barulah guru itu dianggap sukses.

Wasalam,
Kompleks GPM, Media April 2024