Gambar FOOTNOTE HISTORIS: LAIN DI HATI LAIN DI MULUT

Lain di hati lain di mulut adalah peringatan nenek moyang yang banyak dipraktikan sekarang ini. Sikap ini juga disebut hiporkik dapat yang tercermin pada sebagian para pejabat masa kini, salah satu contoh ketua KPK, Firli Bahuri. 

Sebagai ketua KPK, seharusnya menjadi garda terdepan tampil sebagai teladan dalam pemberantasan korupsi, tetapi ternyata bagaikan pagar makan tanaman. Dia justru  memeras mantan menteri  Pertanian SYL yang ditangani oleh Polda DKI dan Bareksrim Polri. Mereka mentersangkakan sebagai pemeras. Berdasarkan peraturan KPK, ketemu saja orang berperkara sudah melanggar kode etik, apalagi memeras.

Sekalipun kasus Ferli masih
berjalan, tetapi sejak pengankatannya sebagai ketua  KPK sudah mendapatkan banyak penilaian negatif, terbukti dalam rekan jejaknya banyak meninggalkan kontroversi, sampai beberapa pengamat berpendapat jangan-jangan Ferli sengaja dipilih agar penguasa semakin leluasa mengatur  
menurut keinginan koruptornya. Ternyata indeks pemberantasan korupsi di Indonesia semakin turun dan semakin turun lagi.

Kalau benar sinyalemen pengamat di atas, maka negeri ini termasuk negeri hiporkik yang turut membenarkan ungkapan nenek moyang, "lain di hati lain di mulut." Artinya yang di dalam hati, berbeda apa yang diucapkan.

Wasalam,
Kompleks GPM, 12 Desember  2023