Gambar FOOTNOTE HISTORIS: KEJUJURAN SUMBER SEGALA KEBAIKAN (5)

Saya pernah mengisahkan sebuah pengalaman di negeri "Kincir Angin." Para guru di sana sangat malu jika ketahuan ada muridnya yang nyontek. Sebab memiliki dampak berantai di masa depan. Akibatnya, negeri ini. Salah satu negeri yang dikenal nyaris nol korupsinya di Eropa. Sampai negeri ini terkenal penjaranya kosong dari pidana korupsi. Karena mulai dari anak-anak dilarang nyontek yang berdampak positif di masa dewasa.

Akhirnya, negeri ini wajib menginport orang yang di penjara dari negeri tetangga. Sebab jika tidak menginport terpidana penjara, penjara mereka akan kosong yang konsewensinya mereka akan mubazir. Bandingkan dengan negeri kita. Menurut keterangan.  Menteri Menhumk am memberi keterangandi DPR bahwa hampir semua bangunan pemasarakatan kita sudah over kavasity. Bangunan pemasyarakatan di Bagan Siapi-api sudah penuh hampir dua kali lipat. Bagaimana tidak, jika kepala negara sendiri tidak bisa memberi keteladan di bidang pemilu beliau cawe-cawe dan tidak jujur memihak kepada salah satu peserta capres. Dapat dilihat pada pemilu tahun ini yang seharusnya jadi teledan justru tidak memperlihatkan keteladan.

Jadi kejadian ini memperlihatkan kesemrawutan, memperlihatkan bahwa kita kehilangan sesuatu yang paling berharga dalam diri, yaitu kejujuran. Bagitu pentingnya sifat ini sehingga persyaratan utama untuk mengankat seorang pemimpin adalah wajib dimiliki kejujuran. Sebab kejujuran sumber segala kebaikan. Dengan kejujuran rata-rata negara yang telah disinggung sebelumnya lebih maju, lebih makmur dan lebih dikategorikan lebih ISLAMY di atas. Apa yang dimaksud Islamy, yaitu lebih aman, damai, dan lebih makmur serta lebih baik pendidikannya. Beda dengan negara Islam. Mereka disebut Islam karena masyarakatnya sudah bersyahadat tetapi tidak mengamalkan nilai sosial kebaikan dalam Islam, misalnya masih malas dalam bekerja, dan masih banyak korupsinya. Negeri semacam ini disebut negeri Islam karena sudah bersyahadat.

Berbeda dengan negeri Islamy atau bersifat Islam. Karena rata-rata maju, rajin dalam bidang sosian. Sayang penduduknya tidak  bersyahadat, maka alangkah baiknya jika sebuah negara Islam sekaligus Islamy,  yaitu negeri yang penduduknya audah bersyahadat sekaligus mengamalkan ajaran sosial kebaikan dalam Islam. Ketika seorang mahasiswa Mesir pada abad 19, bernama Rifat Tahtawi pergi belajar di Prancis enam tahun, kemudian saat tiba kembali kembali ke negerinya di Mesir kemudian membuat  pernyataan yang terkenal,
رأيت هناك اسلام بلا مسلمين ورايت في مصرى المسلمين بلا اسلام
Saya menyaksikan di sana atau di Prancis Islamy (karena mereka mempraktekkan ajaran sosial Islam, seperti bersih dan pintar) tetapi tidak muslim karena tidak bersyahadat, tetapi saya melihat di Mesir muslimin (karena Mereka sudah bersyahadat tapi dalam ajaran sosial mereka malas dan kotor). Sampai sekarang orang melihat negara New Zeland, Denmak, Fiandia, dan Belanda adalah negeri islamy yang rata-rata menduduki rangking nomor awal. Sedang negara-negara Arab dan Indonesia rata-rata menduduki rangking nomor 100 ke atas.

Wasalam, 
Kompleks GPM, 15 Maret 2024