Gambar FOOTNOTE HISTORIS: KEJUJURAN (2)

Prof. Komaruddin Hidayat yang sengaja kami undang untuk memberi pidato MILAD IMMIM 25 April 2019. Dalam sebuah percakapan di Restoran Bahari, Ia bicara tentang kejujuran  di negeri Sakura. Kejujuran mereka sudah tanamkan sejak masa balita. Anak-anak di Jepang, jika melihat dompet di jalan,  bukannya dipungut, tetapi mereka menghindarinya. Mereka sejak kanak-kanak sudah diajar untuk jujur agar tidak nyontek dalam kelas. Mereka sangat malu jika ada yang kedapatan meniru dalam ujian. Itu juga yang terjadi di New Zealand dan di Denmark.

Prof. Komaruddin dalam
 sebuah postingannya menjelaskan, "Sebagai seorang pendidik, saya langsung berpikir bahwa mungkin yang menjadi penyebab Denmark dan New Zealand menjadi negara termakmur adalah karena pendidikan mereka  sangat baik. "Namun ternyata dugaan saya keliru," katanya. "Orang-orang Denmark justru percaya bahwa penyebab dari negaranya menjadi negara termakmur, ternyaman, dan teraman adalah karena masyarakatnya jujur."

Orang Denmark percaya bahwa semua kebaikan yang ada di negaranya berawal dari kejujuran, pada saat seorang jujur maka semua fasilitas umum untuk rakyat akan terbangun dengan baik oleh pemerintah, sebagaimana mestinya sesuai standar mutu yang telah ditetapkan di segala bidang mulai dari kesehatan, pendidikan, kesejahteraan dan seterusnya.Masyarakat Denmark percaya bahwa kejujuran bisa melahirkan segalanya. Mereka percaya bahwa setiap manusia itu pintar, dengan kejujuran maka setiap kepintaran manusia akan menjadi manfaat bagi sesama dan seluruh negeri. Tidak salah jika mereka disebut masyarakat islamy. Dalam Islam juga disebutkan bawah kejujuran adalah sumber segala kebaikan, seperti yang dikutip pada hadis Nabi pada episode pertama tulisan ini. Bahkan dikatakan kejujuran akan mengantar pada kebaikan, dan kebaikan itu pula yang membawa ke dalam jannah atau surga. Surga di sini boleh diartikan sebagai kemakmuran di dunia. 

Wasalam 
Kompleks GPM. 12 Febr. 2024