Gambar FOOTNOTE HISTORIS: DAKWAH BIL KITABAH JAUH LEBIH ABADI DARIPADA DAKWAH BIL QAUL

Dakwah bil kitabah, yaitu berdakwah melalui tulisan adalah lebih abadi daripada dakwah bil qaul atau dakwah konvensional alias berdakwah melalui lisan alias perkataan. Sekali pun dakwah via lisan lewat mimbar khatib, akan tetap ada sebagaimana kenyataan bahwa khatib kebanyakan dilakukan lewat dakwah bil lisan, kecuali biasanya dakwah seragam lewat PHBI. Urgensi dakwah bil kitabah karena lebih abadi bisa dibaca secara berulang. Di sinilah pentingnya dakwah bilkatabah, seperti dikemukakan seorang ulama Mesir, Hasan al-Banna, beliau berpesan: "Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala tetapi satu tulisan bisa menembus ribuan bahkan jutaan kepala." Itu disebabkan karena tulisan bisa di simpang dan dibaca berulan kali. Berbeda dengan mendengar pedato bisa saja masuk telinga kanan dan keluar di telinga kiri, kecuali jika pidato itu dicatat.

Bagaimana menjadi seorang penulis yang baik? Sehingga bisa menjadi seorang dai bilkitabah yang baik, seperti Almarhum Prof. Dr. Hamka. Beliau seorang penulis yang baik alias dakwah bil kitabah. Hamka seorang mubalig yang paripurna sebab beliau sekaligis juga seorang orator atau dai bil qaul yang terkenal. Beliau seorang Dai bil kitabah dan bil qaul sekaligus.

Kita kembali, menjawab pertanyaan, terutama jadi seorang penulis yang baik, yaitu:
1. Harus dibiasakan sejak remaja. Hamka sudah menjadi seorang penulis sejak umur 25 tahun. Beliau sudah mulai mengumpulkan khotbah teman sebayanya dengan judul Khatibi Umam sekaligus menjadi buku pertamanya dari 119 buku yang ditulis, tidak termasuk tulisan lepas di majalah atau di koran.
2. Pekerjaan menulis adalah keterampilan. Jika ingin jadi penulis, tidak ada jalan kecuali langsung praktek menulis. Sama dengan; jika ingin jadi pemenang yang baik, maka harus langsung turun ke sungai atau ke laut. Tanpa turun ke laut, atau tiba-tiba turun, akibatnya bisa mati lemas, sekalipun sudah hafal terori renang, seperti gaya dada atau gaya kupu-kupu. Karena berenang adalah pekerjaan ketrampilan yang memerlukan praktek. Demikian halnya menulis. Wartawan pintar menulis karena langsung dipraktekkan. Dari sini HOS Tjokroaminoto berpesan pada murid-muridnya di Jl. Penele III Surabaya yang sedang kos di rimahnya, di antara lain pesannya pada Soekarno sebagai anak kos paling disayang: "Jika kalian ingin jadi pemimpin⊃1; besar, maka menulislah seperti wartawan dan jika ingin pembicara yang baik, makajadilah seperti orator." Dalam bahasa Belanda tertulis: (Als je een goede leider wild morden een jurnalistik en spreek als een redenaar.)

 Wasalam,
Kompleks GPM, 11 Juni 2024