Start typing & press "Enter" or "ESC" to close
Indonesian
English
العربية
Home
Profil
Pimpinan UIN
Sejarah UIN
Lambang
Visi Misi & Tujuan
Struktur Organisasi
Quality Assurance
Kerjasama Kemitraan
Dasar Hukum Pengelolaan
Pedoman dan Panduan Pengelolaan
Fakultas
Syariah & Hukum
Ekonomi & Bisnis Islam
Tarbiyah & Keguruan
Ushuluddin & Filsafat
Dakwah & Komunikasi
Adab & Humaniora
Sains & Teknologi
Kedokteran & Ilmu Kesehatan
Program Pascasarjana
Lembaga
LEMBAGA
Penjaminan Mutu
Penelitian & Pengabdian Masyarakat
UPT
Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
Perpustakaan
Pusat Bahasa
PUSAT
Pusat Studi Gender dan Anak
Pusat Pengembangan Bisnis
Satuan Pengawas Internal (SPI)
International Office (IO)
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)
Biro
Biro AUPK
Keuangan
Kepegawaian
Perencanaan
Umum
Biro AAKK
Akademik
Kemahasiswaan
Kerjasama
Sistem Informasi
Portal Mahasiswa Dan Dosen
Portal Alumni Dan Karir
Portal Kepegawaian/SDM
E-Kinerja
Kuliah Kerja Nyata
SOP
KIP
Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)
Rumah Jurnal
Repository
Ebook
OPAC
Sistem Pengecekan Ijazah dan Transkrip
Registrasi Mahasiswa Baru
Pustipad Helpdesk
UKT Covid
Ujian Masuk Mandiri
Monev Perkuliahan Daring
Tracer Study
Sister
Kuliah di UIN
Penerimaan Mahasiswa Baru
Unit Kegiatan Mahasiswa
Kartu Indonesia Pintar (KIP)
Agenda
Change Languange
English
العربية
FOOTNOTE HISTORI: SEJARAH PUASA (3)
26 Mei 2023
by Ahmad M. Sewang
PUASA BUKAN TEMPAT Bermalsa-malas
Ada hadis populer tentang, “Tidur bagi orang yang berpuasa berpahala.”
Ulama memaknai hadis ini dengan mengatakan:
1. Ditujukan bagi orang yang suka gosif, orang demikian dari pada memperbanyak dosa lebih baik tidur, itu akan berpahala.”
2. Jangan dengan hadis itu, lalu tidak mau kerja. Padahal Perang Badar terjadi di bulan Ramadan. Fathu Mekah juga terjadi di bulan Ramadan.
Puasa bukan untuk menderita
Jika kita mempelajari hadis-hadis Rasulullah saw. tentang puasa, maka kita dapat mengemukakan bahwa puasa tidak dimaksudkan untuk menderita. Paling tidak ada tiga hadis yang dapat dikemukakan sebagai alasan:
Dalam melaksanakan ibadah puasa, umat Islam dianjurkan untuk mempersegera berbuka puasa,
• عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ؛ صحيح البخارى
(Manusia selalu dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.)
Di sisi lain disunatkan mentakhkhirkan bersahur,
• كَانَ أصحابُ محمدٍ صلم أَعْجَلَ الناسِ إفطارً وَأَبْطَأَهُمْ سَحُوْرًا؛ رواه البيهقى
Para sahabat Nabi Muhammad saw. itu adalah orang-orang yang paling segera berbukanya dan paling terlambat sahirnya.
Dilarang melakukan puasa wisal (bersambung),
• قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِيَّاكُمْ وَالْوِصَالَ قَالُوا فَإِنَّكَ تُوَاصِلُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِنَّكُمْ لَسْتُمْ فِي ذَلِكَ مِثْلِي إِنِّي أَبِيتُ يُطْعِمُنِي رَبِّي وَيَسْقِينِي فَاكْلَفُوا مِنْ الْأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ؛ صحيح المسلم
(Jauhilah ber-wisal itu! Kata mereka, “Tetapi Anda ber-wisal ya Rasulullah!” Nabi menjawab, “Kalian tidak sama dengan saya dalam hal ini. Saya bermalam dengan diberi makan-minum oleh Tuhanku. Maka lakukanlah amalan itu sekedar sesuai dengan kemampuan kalian).
Wasalam,
Kompleks GPM, 21 Maret 2023 M/ 28 Syaban 1444 H