Gambar FOOTNITE HISTORIS: KAJIAN PROF. DR. JACOB VREDENBERG DI MASJID AQSHA

Vredenberg seorang perwakilan Universitas Leiden di Asia Tenggara yang berkedudukan di Jakarta. Ketika ditugaskan di Universitas Hasanuddin sebagai Direktur ilmu-ilmu sosial, beliau masuk Islam di Makassar. Saat itulah beliau diundang ke Pengajian Aqsha sekitar tahun 1982.
N
Di sini beliau mengajarkan Antropologi Kependudukan. Beliau berpendapat bahwa awal abad ke-20 mayarakat Indonesia sama halnya dengan masyarakat Eropa awalnya banyak anaknya. Walaupun banyak anak, epidemi sudah menunungggu kematian anak sebelum dilahirka. Tetapi ketika Eropa maju dalam ilmu pengetahuan kontrasepsi, kesadaran tentang kemajuan tentang pembatasan kelahiran mulai muncul. Pada tahun 1991 saya di kunjungi teman asal Belanda bersama istrinya asal Austria. Saya karena bersahabat sehingga bisa bertanya yang bersifat privat. Ketika mengantar turun dari live apartemen, saya tanya, "Sudah berapa anak?" Mereka jawab belum ada. "Sudah berapa tahun kawin?"tanyku lanjut. Mereka jawab sudah tiga tahun.

Selama saya di Belanda jarang saya melihat seorang penduduk setempat hamil. Jadi menurut orang Belanda perkembangan penduduk zero atau nol persen. Berbeda dengan para pendatang, seperti dari Maroko, saya perhatikan jika akhir pekan biasanya ke Rommel Mark atau pasar second hand biasanya mereka berjejer dari orang tua sampai ke anak dan cucu. Inilah yang ditakuti penduduk asli berupa ancaman kependudukan. Penduduk asli zero sedang para pendatang populasi cepat berkembang.

Wasalam, 
Kompleks GPM, 17 April 2024