Dunia dan akhiratmu adalah ungkapan dari dua kondisi hatimu: Yang dekat dan hampir dari keduanya dinamakan “Dunia”,
yaitu segala hal sebelum mati. Yang jauh dan lamban dinamakan “Akhirat”, yaitu sesuatu setelah kematian.
Segala sesuatu yang di dalamnya kau punya bagian, kepentingan, keinginan, dan kelezatan—kondisi sebelum mati, itulah dunia dalam hakmu.
Tidaklah semua itu tercela.
Yang di akhirat menemanimu dan buahnya kekal setelah mati, yaitu ilmu dan amal-ilmu tentang Allah, malaikat, kitab, dan utusan-utusan-Nya, dan amal, yakni ibadah ikhlas hanya karena-Nya-ini bukanlah termasuk dari dunia.
Adapun yang hanya mengandung kesenangan sementara dan sama sekali tidak ada buahnya di akhirat, seperti bersenang-senang dengan kemaksiatan, maka ini termasuk dunia yang tercela. Demikian pula kemewahan yang sampai pada tahap memanjakan nafsu.
Sedangkan yang mengandung kesenangan sementara, namun membantu atas amal-amal akhirat, seperti makanan,
pakaian, dan segala hal yang niscaya pada diri manusia untuk kelanggengan dan kesehatannya, maka ini tidak termasuk dunia. la ikut pada bagian yang pertama, dan dihukumi sebagai sarana menuju kepadanya. Dikutip dari kitab Al-Mawaidz karya Shalih al-Syami.,