Suara alat musik terdengar keras dari dalam kapal yang sedang berlabuh di tepi laut. Sekelompok orang berkumpul di kapal itu, mengumbar syahwatnya. Arak dan wanita menghiasi perkumpulan orang-orang lalai tersebut. Tak jauh dari kapal itu, lewatlah salah satu kekasih Allah bernama Ma'ruf Al-Kharhi. Di belakang beliau terdapat murid-muridnya yang selalu berkhidmat kepada Sang Guru.
Melihat kemungkaran itu murid-murid Ma'ruf tak tahan dan berkata: "Guru, bagaimana bumi akan tenang dan aman jika dihuni orang-orang seperti mereka? Doakanlah agar mereka yang berhura-hura itu segera ditimpa bencana." Sang kekasih Allah itu menghentikan jalannya dan menengok ke arah murid-muidnya sembari berkata, "Aku akan berdoa dan kalian semua mengaminkan doaku."
Mendengar itu berbahagialah hati para murid yang memang menghendaki kehancuran sekelompok orang di kapal itu.
Syaikh Ma'ruf pun mengangkat tangannya lalu berdoa, "Wahai Allah, sebagaimana Kau gembirakan mereka di - dunia ini, gembirakan mereka di akhirat kelak."
Bagai disambar petir, para murid itu terkejut mendengar doa sang guru. "Bagaimana guru mendoakan mereka seperti itu?! Apa maksud doa guru?"
Syaikh Ma'ruf menjawab: "Wahai muridku, jika Allah menggembirakan mereka di akhirat, maka Dia pasti akan memberikan petunjuk kepada mereka."
Benarlah ucapan sang kekasih Allah itu. Tak lama permainan alat musik, dan hura-hura itu terhenti. Lalu terlihat orang-orang di kapal itu lari berhamburan menuju Syaikh Ma'ruf Al-Kharhi untuk bertobat kepada Allah.
Doa yang indah dan bermuatan cinta lagi sayang yang sangat kuat dari Syaikh Ma'ruf itu, menggoncangkan pundi-pundi hidayah Allah dan jatuh tepat mengenai hati ahli maksiat itu hingga mereka bertobat.