Sang syekh bertutur: Di antara karamah para wali ialah bahwa para sahabat (pengikut)-nya tidak akan ditunjukkan ka neraka kecuali sebatas pelaksanaan sumpah-Nya “Dan tidak ada seorang pun di antara kalian yang dak akan mendatanginya (neraka).”
Apakah yang membuat seseorang mencintai para wali, bergerak menuju mereka, dan melelahkan diri untuk menemani mereka? Apakah yang membuat orang lainnya tidak mencintai mereka dan malah mencemooh mereka? Apakah di antara kita ada yang mampu meletakkan sesuatu di dalam kalbunya? Rasa cintakah atau rasa benci? Kebaikan atau keburukan? Sesungguhnya kalbu berada di tangan-Nya dan tidak Dia serahkan urusannya kepada siapa pun selain-Nya. Dia—Yang Mahasuci lagi Mahatinggi—meletakkan di kalbu apa yang Dia kehendaki. Dan, Dia memutuskan apa yang Dia inginkan.
Apakah yang membuat Abu Bakr meleleh rindu kepada Rasulullah saw.?
Sedangkan, Abu Jahl menderita dengan kebenciannya?
Keputusannya adalah "dari atas'!
Yakni, dari sisi Allah Swt.
Dialah yang memilih para kekasih untuk kekasih-kekasih-Nya yang mencintai-Nya dan mencintai mereka.
Hingga, jadilah “seseorang bersama siapa yang dicintainya” sebagaimana sabda sang kekasih-Nya saw.
Apakah yang menjadikan banyak orang mencintai para sahabat r.a.?
Sedangkan, banyak orang lain melempari mereka dengan segala tuduhan?
Itulah “ketetapan terdahulu” yang ditakuti oleh orang-orang arif:
Apakah ketetapan terdahulu Allah untuk mereka?
Apakah mereka termasuk golongan bahagia sehingga mereka mencintai orang-orang bahagia?
Ataukah mereka termasuk golongan sengsara, yang memusuhi dan membenci orang-orang bahagia Dikutip dari Min Ma'arif al-Sadah al-Shufiyyah karya Syekh Muhammad Khalid Tsabit..