Ruang sosial kita belakangan ini diliputi psykologi galau, gelisah, stres, mudah terbakar emosi, sarat kebencian terhadap liyan, orang lain yang tidak seide atau sepaham terutama dalam isu-isu agama. Sebagian orang menyebut keadaan ini sebagai masyarakat yang sedang dilanda psikologi "sakit" berat.
Melihat ini saya kira sangat menarik dan indah membaca kata-kata Maulana Rumi, sang maestro penyair-sufi.
هذا العالم غارق في الآلام والمآسي من رأسه إلى قدميه، وﻻ أمل له في الشفاء إﻻ بيد الحب.
"Dunia tenggelam dalam lara dan penuh luka dari ubun-ubun hingga telapak kaki. Tak ada harapan untuk sembuh kecuali dengan sentuhan tangan Cinta".
Lalu katanya :
أحب كل إنسان حتى تكون دائما بين الورد والرياض. وعند ما تعادى كل انسان فان صورة الاعداء تظهر امامك. وكانك تطوف ليلا ونهارا فى الاراضى المشوكة والمليءة بالحيات.
"Cintailah siapapun sehingga kau akan selalu berada di antara bunga mawar dan taman-taman ?surgawi. Jika kau membenci semua orang yang tak sejalan, maka bayangan musuh selalu berada di depan matamu. Kau bagai berputar-putar siang dan malam di antara tanaman-tanaman duri, dan kumpulan ular (yang siap menerkam)."*
Diambil dari buku: "Kidung Cinta dan Kearifan: Syamsi Tabrizi-Maulana Jalaluddin Rumi".