Gambar Bapakku, Lelaki hebatku


Hari ini aku ingin menarik memoriku jauh ke belakang, ke masa ketika hidup belum sesak oleh beban target dan tuntutan. Masa ketika beban hidup masih ringan, belum ada cicilan, karier, ataupun ekspektasi. Kalaupun ada, paling hanya belajar dan mengurus rumah. Itupun biasanya hanya menjelang Lebaran, saat seluruh rumah sibuk dibersihkan, dihias, dan disiapkan untuk menyambut tamu. Hidup sederhana, tapi hati terasa lapang.


Aku ingin bercerita tentang bapak.

Tak banyak yang tahu, kisah cinta bapak dan mamaku bermula bukan di taman bunga  nan romantis, melainkan di bangsal rumah sakit. Sekitar tahun 1970-an, di sebuah rumah sakit di Makassar. Mamaku saat itu adalah dokter muda, atau biasa disebut coass , di bagian bedah. Sedangkan bapak? Seorang pasien pasca operasi yang harus opname selama tiga bulan di bangsal bedah. Bapak 2 kali menjalani laparatomi,  dilakukan re-laparatomi dengan pengangkatan ginjal kirinya. Laparatomi adalah pembedahan perut.  Dan koas yg merawatnya adalah calon mamaku