Gambar BALASAN BAGI SATU KEBAIKAN

Suatu ketika dua malaikat bertemu di langit keempat. Salah satunya berkata kepada temannya, “Engkau hendak ke mana?” Malaikat yang ditanya itu menjawab dengan sebuah kisah, 

"Aku hendak pergi untuk suatu hal yang menakjubkan. Di negeri Fulan, hidup seorang lelaki Yahudi yang hendak menghadapi sakaratul maut. Meski begitu kepayahan menghadapi ajal, dia berkata kepada kerabat yang menungguinya agar menghidangkan seekor ikan laut. Kerabat si Yahudi mengabulkan permintaannya. Mereka berupaya mencari seekor ikan yang dimaksud, tetapi mereka kesulitan mendapatkannya meski sudah mencarinya di laut. Allah memerintahkan aku agar menggiring ikan yang dimaksud oleh si Yahudi ke tepi laut supaya kerabat si Yahudi dapat menangkapnya. Hal itu karena siapa saja yang memiliki satu kebaikan, sedangkan dia bukanlah seorang muslim, Allah akan membalasnya di dunia. Selama hidupnya, si lelaki Yahudi - masih memiliki satu kebaikan sehingga Allah mengabulkan keinginan terakhirnya supaya ketika mati nanti dia sudah tidak memiliki kebaikan apa-apa lagi.”

Kawannya menimpali, “Aku diutus oleh Allah untuk hal yang menakjubkan. Di negeri Fulan ada seorang lelaki salih, Jika dia melakukan keburukan, Allah akan memberi balasan saat itu juga. Saat menghadapi ajal, lelaki itu menginginkan sebotol minyak wangi. Saat ini dia hanya memiliki satu dosa. Allah memerintahkan aku untuk menumpahkan minyak wangi itu sebagai tebusan atas kesalahannya sehingga satu keinginannya tidak dikabulkan Allah swt. Dengan begitu, dosanya dapar terhapus sehingga ketika dia bertemu Allah, dia sama sekali tidak memiliki dosa lagi.” 

Muhammad bin Ka'ab menuturkan arti firman Allah swt, 

فمن يعمل مثقال ذرة خسرت يره

“Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, pasti dia akan merasakan balasannya.” (OS. az-Zalzalah (99): 7) 

Artinya, ketika orang kafir berbuat kebaikan meski hanya seberat biji zarah, dia pasti akan mendapatkan balasannya langsung di dunia. Sementara ketika seorang mukmin berbuat keburukan meski hanya seberat biji zarah, dia akan mendapatkan 
balasannya sebelum memasuki alam akhirat. 
Sumber, kitab An-Nawadir.