DPP IMMIM Sejak dibangun oleh pendirinya, H. Fadli luran, pada tahun 1964 sudah bergerak di bidang kemasjidan, terutama di bidang tabligh. Tetapi DPP IMMIM dalam perkembangannya muncul ide memberi gelar kepada muballigh senioryang berjasa, Syekhul Muballighin.
Di antara pertimbangan pemberian gelar Syekh Mubalinghin adalah sebagai penghormatan kepada mubaligh senior yang telah berjasa mewakafkan dirinya. Di antara argumentnnya adalah kalau bukan kita yang menghormati mereka, siapa lagi? Beberapa tokoh masyarakat yang pernah menerima gelar itu, seperti Prof. Dr. H.M. Quraish Sihab, M.A. diberi gelar Syakhul Mubalighin. Artinya dialah muballigh senior yang berjasa besar dalam menyampaikan pesan-pesan Islam kepada umat dengan sejuk. Betapa tidak, beliau tidak hanya menyampaikan Islam melalui ceramah atau lisan dalam masyarakat atau di atas mimbar lewat khotbah Jumat. Sudah puluhan buku Best Seller yang ditulisnya selain Tafsir Misbah. Kelihatannya beliau mengikuti tokoh pendahulunya dari Mesir, Hasan al Bannah, "Satu peluruh hanya bisa menembus satu kepala, tetapi satu kalimat bisa menembus seribu kepala bahkan jutaan kepala." Belum lagi beliau pernah jadi Wakil Ketua I DPP IMMIM semasih pendirinya masih hidup, H. Fadli Luran. Sekedar mengetahui bahwa pemberian gelar Syekh Mubalinghin adalah melalui kesepakatan atau lewat rapat pengurus DPP.
Berdasarkan kesepakatan bahwa mubaligh senior yang akan diberikan gelar tahun ini Syekh Mubalingin adalah K.H. Drs. Muhammad Ahmad. Beliau pernah menjadi Ketua Umum DPP IMMIM. Di samping memimpin Pesantren Modern Putra IMMIM. K.H. Muhammad Ahmad sangat pantas menerima gelar ini sebab sudah lama mala melintang dalam dunia tablig juga pendidikan. Beliau juga pernah jadi Wakil Rektor II IAIN Makassar.
Ulama lain yang pernah mendapat Syaikh Muballigin, yaitu; 1. K.H. Bakti Wahid, 2. K.H. Dr. (Hc) Sanusi Baco, lc. 3. Prof. Dr. Kamaruddin Hidayat, dan 4. K.H. Prof. Dr. Nasaruddin Umar, M.A. Sekarang menjabat Menteri Agama R.
Dari enam yang pernah mendapat Syekh Mubaligin di atas, ada dua pelajaran yang bisa diambil, 1. Sepanjang hidup mereka telah mewakafkan hidupnya untuk mengabdi dan menyampaikan pesan amar ma'ruf nahi munkar pada umat. 2. DPP IMMIM tak.mebedakan latar belakang sekte mereka. Artinya, SPP IMMIM sejak semula mengakomodir dari sekte mana pun. Demikian pula untuk menjadi mubalig di DPP IMMIM tidak membedakan dari organisasi mainstren mana pun mereka berada, mereka diterima apa tampak membedakan NU atau Muhammadiyah dan lainnya Wasalam. Makassar, 3 Juni 2025