Kuperhatikan ibadahya kebanyakan orang, ternyata hanyalah merupakan kebiasaan.
Adapun orang-orang yang sadar, kebiasaan-kebiasaan mereka justru adalah ibadah yang sesungguhnya.
Orang yang lengah berucap, “Subhanallah,” sebagai kebiasaan.
sedang orang yang sadar, pikirannya tak henti-henti merenungi keajaiban-keajaiban ciptaan, atau keagungan
sang Pencipta, lalu perenungannya tentang hal itu menggerakkannya untuk berucap, “Subhanallah.”
Tasbih ini adalah buah dari perenungan. Inilah tasbih orang orang yang sadar.
pikiran mereka senantiasa berputar. Ibadah-ibadah mereka pun nyata dengan tasbih-tasbih.
Demikian pula mereka teringat dosa-dosa yang telah lalu. Hal itu meniscayakan perenungan, kegelisahan hati dan penyesalan diri, serta berbuahlah ucapan, “Astaghfirullah.”
Inilah hakikat tasbih dan istighfar.
Adapun orang-orang yang lalai, mereka mengucapkan hal itu sebagai suatu kebiasaan.
Jauh berbeda antara kedua golongan itu. Dikutip dari kitab Al-Mawaidz karya Shalih al-Syami..