Ibnu Mas'ud punya tubuh yang sangat pendek Dibandingkan orang-orang Arab kebanyakan, perawakannya tidak normal. Ia tak ubahnya manusia kerdil. Jangankan ketika orang-orang lain sedang berdiri, ketika mereka duduk sekalipun, Ibnu Mas'ud tetap paling pendek. Karena fisiknya yang lain dari yang lain itulah, tidak jarang ia dihina dan jadi bahan tertawaan. Ia sering dicemooh.
Suatu saat ia memanjat pohon kurma. Tanpa sepengetahuannya, orang-orang berkumpul di bawah pohon. Mereka berteriak-teriak, menertawakan dan memperolok dirinya. "Lihat teman-teman, orang kerdil lagi manjat pohon.. ha... ha... ha...!" kata salah seorang dari mereka.
Karuan saja Ibnu Mas'ud merasa malu bercampur marah. Namun, dia tidak bisa berbuat banyak Mau melawan, jelas tidak mungkin. Sebab orang-orang di bawah berjumlah banyak. Dia diam saja, tapi, jelas ia tidak bisa menerima penghinaan ini.
Untung, pada saat genting itu, Nabi SAW segera datang. Melihat tindakan yang tidak terpuji dari sahabat-sahabatnya, Nabi menegur: “Wahai sahabat-sahabatku, kenapa kalian bertindak begitu? Apakah kalian tidak tahu betisnya itu penghuni surga?" Mereka diam tertunduk malu. Lalu menjawab: "Tidak, wahai Rasulullah." Nabi pun bersabda: "Ketahuilah, kalau kalian mau tahu betisnya ahli surga, maka lihatlah betisnya Ibnu Mas'ud."
Setelah kejadian itu, mereka tidak lagi mencemooh Ibnu Mas'ud. Mereka segera menyadari kekeliruannya. Mereka segera tahu bahwa setiap orang pasti punya kelebihan. Bahkan, boleh jadi orang yang mereka anggap hina itu sebenarnya lebih mulia ketimbang mereka. Dan ternyata betul. Dalam sejarah, Ibnu Mas'ud tercatat sebagai ahli ilmu yang disegani di kalangan sahabat. Ia salah seorang tokoh yang ahli tentang Al-Qur'an. Ia juga banyak menghafal dan meriwayatkan banyak hadis Nabi.
Kita tidak boleh menghina orang lain; betapa pun orang itu hina dalam pandangan kita. Sebab, boleh jadi sesungguhnya ia lebih baik dari kita dalam segala hal. Lagi pula, setiap orang pasti punya kelebihan, selain tentu saja kelemahan. Menurut para sufi, kalau tidak ingin terjerumus ke perbuatan ini, ingat selalu, anggap orang lain, siapa pun itu, lebih baik dari kita.