ALI bin Abi Thalib ra, ditanya, "Bagaimanakah kecintaan. kalian kepada Rasulullah saw.?” la menjawab, “Rasulullah saw, lebih kami cintai daripada harta kami, anak-anak kami, bapak-bapak kami, Ibu-ibu kami, serta air dingin di saat dahaga.”
Hari-hari ini sering muncul pembicaraan tentang pembaruan dialog keagamaan. Dan, orang-orang merasa—dengan intensitas yang lebih banyak daripada sebelumnya—bahwa tidak adanya keberanian untuk itu telah menyebabkan banyak kehancuran dalam kehidupan umat Islam, .
Sekarang—dan sebelum sekarang—banyak orang yang berbicara mengenai itu.
Mereka menunjuk cara-cara baru maupun lama yang adakalanya mengantar kepada terwujudnya pembaruan yang didengungkan.
Dan, sebagian besar yang dikatakan memang wajib dipertimbangkan.
Tetapi, kita butuh—sebelum segala sesuatu—untuk memasukkan pemikiran agama melalui pintu yang pada jaman modern ini banyak ditinggalkan, yaitu pintu mahabah dan takzim kepada Nabi saw. ,
Alangkah benar apa yang digubah oleh Syauqi:
Kutetapi pintu amir para nabi, karena barang siapa memegang kunci pintu Allah, ia mendapat ganimah.
Takkan kautemukan orang mukmin kecuali ia cinta kepada Rasulullah saw.
Takkan kautemukan orang munafik kecuali ia tidak cinta kepada Rasulullah saw. Dikutip dari kitab Min Ma'arif al-Sadah al-Shufiyyah karya Syekh Muhammad Khalid Tsabit...