Gambar ABUL QASIM BISYR YASIN: Berbicara kepada Allah


Syekh Abul-Qasim bertanya kepada muridnya, Abi Sa'id bin Abiil-Khair, “Wahai Putraku, apakah engkau ingin berbicara kepada Allah?”

Sang murid menjawab, "Ya, bagaimana mungkin tidak ingin?”

Sang syekh mengajarkan, "Setiap kali engkau berkhalwat sendirian, katakanlah empat baris ini:

Wahai Kekasihku, sungguh aku tidak bisa tenang tanpa-Mu. Dan, aku tidaklah mampu menghitung kebaikan-Mu kepadaku. .  Seandainya setiap helai rambut di tubuhku adalah lisan, niscaya mereka” takkan sanggup memenuhi kadar syukur terkecil pun kepada-Mu. 

Abd Sa'id mengatakan, “Aku terus mengulang berkesinambungan hingga jalan kepada Allah dibukakan untukku masih pada masa anak-anakku.”

Sahl bin Abdullah al-Tustari menceritakan: 

Aku, ketika masih berumur tiga tahun, biasa bangun malam. Aku lalu memperhatikan shalat pamanku. 

Pamanku berkata, “Hai Sahl, pergilah tidur engkau telah menyibukkan kalbuku” 

Pada suatu hari pamanku bertanya kepadaku, “Ha Sahl, apakah engkau mau berzikir kepada Allah Yang telah menciptakanmu, menyempurnakan kejadianmu, lalu menjadikan (susunan tubuhj-mu seimbang?” 

Aku balik bertanya, "Bagaimana cara aku berzikir kepada-Nya?” 

Pamanku mengajarkan, “Katakanlah dengan kalbumu ketika engkau berbolak-balik dengan mengenakan pakaian (di tempat tidurmu) sebanyak tiga kali:  Allah bersamaku ... Allah memandangku .,. Allah menyaksikanku. 

Aku pun membaca itu, lalu kudapati kemanisannya. Aku kemudian memberitahukan hal itu kepada pamanku. Pamanku kemudian mengatakan kepadaku, “Bacalah itu setiap malam tujuh kali.” 
Aku lalu membacanya tujuh kali pada malam-malamku, kemudian aku memberitahu pamanku lagi. 
Pamanku berkata kepadaku, “Bacalah setiap malam sebelas kali.”
Pamanku kemudian bertanya kepadaku, "Bagaimara kaurasakan dirimu, hai Sahl?” 

Aku menjawab, “Sungguh manisnya zikir itu benar-benar telah masuk dalam kalbuku? 

Setahun kemudian, pamanku berkata kepadaku, “Hai Sahl, jagalah apa yang telah kau tahu dan daimkanlah sampai engkau masuk dalam kubur. Sungguh itu bermanfaat bagimu di dunia dan akhirat” 

Aku terus mengamalkan itu selama bertahun-tahun, lalu kurasakan manisnya zikir dalam sirku. 

Pamanku lalu bertutur kepadaku suatu hari, “Hai Sahl, barang siapa bersama Allah, Allah pengawasnya, dan Allah saksi-Nya, apakah ia akan bermaksiat kepada-Nya? Jauhilah maksiat”
Dikutip dari kitab Min Ma'arif al-Sadah Shufiyyah, karya Syekh Muhammad Khalid Tsabit..