بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
سَنُرِيْهِمْ اٰيٰتِنَا فِى الْاٰفَاقِ وَفِيْٓ اَنْفُسِهِمْ حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ اَنَّهُ الْحَقُّۗ اَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ اَنَّهٗ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٌ 

Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? (QS Fushilat [41]: 53)


Pertanyaan: Kami berharap Anda bisa menjelaskan secara global dan ringkas berbagai petunjuk tentang keniscayaan wujud Allah, serta tentang keesaan, sifat-sifat, dan potensi-Nya yang dikandung ayat di atas, baik yang terdapat di dalam diri manusia (mikrokosmos) ataupun di alam semesta (makrokosmos). Para pengingkar telah melampaui batas dan berkata, “Sampai kapan kita mengangkat tangan dan berdoa, padalah ‘Dia Mahakuasa atas segala sesuatu?”

Jawaban: Tiga puluh tiga kalimat yang ditulis dalam al-Kalimât hanyalah satu tetes yang bersumber dari limpahan ayat di atas. Kalian dapat menemukan penjelasan yang memadai dengan menelaahnya. Di sini kami hanya akan menunjukkan sejumlah resapan tetesan dari lautan  yang luas itu.

Kami akan mengawali dengan sebuah permisalan: Jika seseorang yang memiliki kemampuan dan keahlian yang luar biasa hendak membangun sebuah istana besar, tentu sebelumnya akan membuat fondasinya dengan satu tatanan yang rapi, menyusun landasannya dengan penuh hikmah, serta  mengoordinasikannya sesuai dengan tujuan dan hasil yang diharapkan, kemudian barulah ia mulai membagi dan mengurainya lewat kecakapan dan kreasi yang dimiliki kepada sejumlah bagian dan ruang. Setelah itu, ia menata ruang-ruang tadi dan menghiasnya dengan berbagai ukiran yang indah. Selanjutnya ia menerangi semua sudut istana dengan sejumlah lampu yang besar. Untuk menampakkan kembali kebaikan dan kecakapannya, ia terus memperbarui segala hal yang ada di dalamnya serta mengubah dan menggantinya. Lalu ia memasang satu pesawat telepon pada setiap ruangan sesuai dengan kedudukannya. Ia juga membuka sebuah jendela dari masing-masing ruangan sehingga kedudukannya yang mulia dapat terlihat.

Nah, berdasarkan contoh di atas, Tuhan Sang Pencipta Yang Mahaagung—yang memiliki seribu satu nama yang mulia seperti  Penguasa Yang Mahabijak, yang Mahaadil dan Bijaksana, Pencipta Yang Mahaagung di mana tidak ada  yang sama seperti-Nya—berkehendak menciptakan pohon entitas yang besar dan membangun istana alam yang menakjubkan. Maka, Dia membuat fondasi dan benih dari istana dan pohon tersebut dalam enam hari lewat ketentuan hikmah-Nya yang menyeluruh dan pengetahuan-Nya yang azali.

Setelah itu, Dia membentuknya dengan rambu-rambu qadha dan qadar serta mengurainya secara terperinci kepada sejumlah tingkatan dan cabang yang berada di atas dan di bawah. Setelah itu, Dia menata setiap kelompok makhluk dan setiap tingkatannya dengan ketentuan  inâyah dan kebaikan-Nya. Setelah itu, Dia menghias segala sesuatu dan semua alam dengan keindahan yang sesuai dengannya. Misalnya, Dia menghias langit dengan bintang-gemintang dan  memperindah bumi dengan aneka macam bunga.

Said Nursi, Jendela Tauhid, hlm. 1-3
Pembahasan berlanjut...