Sebagaimana biasa, setelah shalat isya kami berkumpul kembali di satu ruangan untuk menyampaikan pengalaman dan aktivitas sehari- hari.


Percakapan diawali oleh si sulung,"Ternyata Rumah Sakit UIN Alauddin mulai dibangun tahun 2015, lamanya di baru diresmikan". Si sulung kemudian menjelaskan sumber informasi pembangunan Rumah Sakit UIN Alauddin.


Dengan antusias dia berceritera," saya dapat dari tik tok info Rumah Sakit". Sembari menutup komentarnya," Hebat UIN, sudah punya Rumah Sakit".


Anak ketiga menimpali," Hebat lah....semua dilakukan atas perjuangan dan kerja keras pimpinan, serta civitas akademika UIN Alauddin". Sembari menikmati makanan, saya mendengar percakapan anak- anak yang di luar dugaan, kekaguman, kebanggan akan peresmian Rumah Sakit setelah melalui proses panjang dan pasti melelahkan".


Sembari tersenyum, saya sampaijan,"Nak...dokan pimpinan dan seluruh civitas akademika UIN Alauddin, semoga mereka senantiasa sehat wal afiat dan senantiasa diberi kekuatan oleh Allah swt, dalam aktivitas keseharian mereka". Kita bersyukur, proses panjang sejak tahun 2015, akhirnya terwujud di tahun 2025.


Di balik kesuksesan, sudah pasti ada saja cobaan yang dihadapi setelah kesuksesan yang diraih, kita berdoa semoga pak Rektor, para WR, beserta seluruh civitas akademika senantiasa sehat wal afiat dan sukses selalu.


Di tengah obrolan seluruh anak- anak, saya hanya tersenyum dan berbisik dalam hati"Tugas saya belum selesai, amanah Prof. Qadir, yang pernah saya dampingi sebagai Ketua Senat berpesan" Tolong pantau pendirian Fakultas Kedokteran, jika ada sesuatu yang mereka butuhkan segera dibantu".


Kata- kata tersebut, senantiasa teringat ketika berjumpa dengan Dekan FKIK. Mohon maaf Dekan FKIK, jika tiap ketemu saya bertanya," Bagaimana proses pendirian Fak. Kedokteran?".