Gambar *PENTINGNYA MUSYAWARAK KETIKA MENGHADAPI PERSOALAN

Dikisahkan bahwa ada seorang lelaki bersumpah untuk tidak
menikah sampai ia bermusyawarah kepada seratus oramg hal ini karena kerasnya hati seorang perempuan. Hingga sampailah jumlah kesembilan puluh sembilan orang tinggalah satu orang saja. Keluarlah ia untuk mencari orang pertama Yang ia temui, tiba-tiba ia bertemu dengan orang gila yang memakai kalung dari tulang, wajahnya hitam (loreng-loreng), memakai sebuah tongkat serta membawa anak panah. Kemudian ia mengucapkan salam kapada orang gila itu dan berkata, “Ada pertanyaan!” Maka orang gila itu menjawab, “Bertanyalah dengan masalah yang bermanfaat bagimu jangan persoalan yang tak ada manfaatnya, takutlah akan randukan kuda ini!”

Aku berkata, “Demi Allah, hai orang gila! Bahwa aku mendapatkan cobaan mengenai masalah para wanita dan aku bersumpah untuk tidak akan menikah sampai meminta pendapat kepada seratus orang, sekarang kamulah penyempurna bilangan seratus tersebut.” Lantas kata orang gila tersebut, "Ketahuilah wanita ada tiga macam: pertama, wanita yang bermanfaat untukmu: kedua, wanita yang tidak bermanfaat untukmu, dan ketiga, wanita yang yang tidak bermanfaat tetapi tidak berbahaya untukmu. Adapun wanita pertama yang bermanfaat dan tidak berbahaya untukmu, yaitu wanita muda yang lembur dan belum tersentuh oleh lelaki lain, jika ia melihat kebaikan ia akan bertahmid dan apabila melihat keburukan ia akan berkata, *“Pare lelaki Itu seperti ini." Adapun perempuan yang tidak bermanfaat untukmu, yaitu perempuan yang mempunyai anak bukan darimu, ia akan membuat botak kepala orang (karena banyak masalah) dan mengumpulkan (harta) untuk anaknya. Yang ketiga, wanita yang tidak bermanfaat untukmu tetapi tidak berbaya yaitu wanita yang pernah bersuami sebelum kamu, jika melihat kebaikan darimu ia akan berkata, “Hal ini memang suatu keharusan”, tetapi apabila ia melihat keburukan dirimu ia akan rindu kepada suami yang pertama.” 

Kemudian aku berkata, “Demi Allah, apa yang telah mengubah dirimu sebagaimana yang aku lihat sekarang (gila)?” 

Orang gila itu pun menjawab, “Bukankah aku telah mensyaratkan untukmu untuk tidak bertanya dengan pertanyaan yang tidak ada manfaatnya untukmu.” Maka aku bersumpah kepadanya (untuk tidak bertanya), dan orang gila itu lantas berkata lagi, “Sesungguhnya aku telah menjalani ketetapan gadha' dan telah memilih sebagaimana yang telah kamu lihat skarang,” (Dikutip dari kitab "Mausw'ah al-Wafa' fi Akhbar an-Nisa” Syaikh Oasim 'Asyura” ra.)