Start typing & press "Enter" or "ESC" to close
Indonesian
English
العربية
Home
Profil
Pimpinan UIN
Sejarah UIN
Lambang
Visi Misi & Tujuan
Struktur Organisasi
Quality Assurance
Kerjasama Kemitraan
Dasar Hukum Pengelolaan
Pedoman dan Panduan Pengelolaan
Fakultas
Syariah & Hukum
Ekonomi & Bisnis Islam
Tarbiyah & Keguruan
Ushuluddin & Filsafat
Dakwah & Komunikasi
Adab & Humaniora
Sains & Teknologi
Kedokteran & Ilmu Kesehatan
Program Pascasarjana
Lembaga
LEMBAGA
Penjaminan Mutu
Penelitian & Pengabdian Masyarakat
UPT
Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
Perpustakaan
Pusat Bahasa
PUSAT
Pusat Studi Gender dan Anak
Pusat Pengembangan Bisnis
Satuan Pengawas Internal (SPI)
International Office (IO)
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)
Biro
Biro AUPK
Keuangan
Kepegawaian
Perencanaan
Umum
Biro AAKK
Akademik
Kemahasiswaan
Kerjasama
Sistem Informasi
Portal Mahasiswa Dan Dosen
Portal Alumni Dan Karir
Portal Kepegawaian/SDM
E-Kinerja
Kuliah Kerja Nyata
SOP
KIP
Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)
Rumah Jurnal
Repository
Ebook
OPAC
Sistem Pengecekan Ijazah dan Transkrip
Registrasi Mahasiswa Baru
Pustipad Helpdesk
UKT Covid
Ujian Masuk Mandiri
Monev Perkuliahan Daring
Tracer Study
Sister
Kuliah di UIN
Penerimaan Mahasiswa Baru
Unit Kegiatan Mahasiswa
Kartu Indonesia Pintar (KIP)
Agenda
Change Languange
English
العربية
*Korelasi Puasa Ramadan dengan Perilaku Sedekah*
15 Maret 2024
By. Andi Abdul Hamzah
Bulan Ramadan menyediakan kesempatan unik bagi umat Islam untuk merenung dan memperbaiki hubungan mereka tidak hanya dengan Tuhan, tetapi juga dengan sesama manusia. Melalui ibadah puasa, umat Islam diajak untuk mengalami lapar dan haus, merasakan secara langsung bagaimana kehidupan mereka yang kurang beruntung. Dalam konteks sosial dan psikologis, pengalaman ini berpotensi mengubah perilaku individu, terutama dalam kaitannya dengan perilaku sedekah atau altruisme. Tukisanini bertujuan untuk mengeksplorasi korelasi antara puasa Ramadan dan perilaku sedekah, dengan mempertimbangkan faktor-faktor psikologis dan sosial yang berperan. *1. Pengaruh Puasa terhadap Empati dan Solidaritas* Puasa Ramadan mengajarkan empati dan solidaritas. Bertahan dari rasa lapar dan haus sehari penuh membuka mata hati umat Islam terhadap penderitaan orang lain, khususnya mereka yang secara terus menerus mengalami kelaparan. Dalam konteks psikologis, pengalaman bersama ini dapat memicu respon empati yang lebih kuat, mendorong perilaku sedekah. Penelitian yang dilakukan oleh Rasmussen dan Aksoy, menunjukkan bahwa bulan Ramadan secara signifikan meningkatkan kemungkinan umat Islam untuk melakukan aksi sosial, termasuk sedekah. *2. Faktor Motivasi dan Spiritualitas* Selama Ramadan, motivasi untuk bersedekah tidak semata-mata didorong oleh empati, tetapi juga peningkatan kesadaran spiritual dan keinginan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Konsep pahala digandakan di bulan Ramadan seringkali mendorong umat Islam untuk lebih banyak bersedekah. Menurut Fitzsimons dan Mogilner, aktivitas yang dilakukan dengan motivasi spiritual atau religius cenderung memiliki dampak psikologis yang lebih dalam, memperkuat perilaku altruistik. *3. Dampak Sosial Puasa dan Sedekah* Dari perspektif sosial, bulan Ramadan menciptakan suasana komunal yang unik, di mana individu merasakan kebersamaan dalam menjalankan ibadah puasa dan menghidupkan malam dengan tarawih bersama. Suasana ini juga memperkuat jaringan sosial dan mendorong perilaku bantu-membantu, termasuk bersedekah. Seringkali, sedekah tidak hanya dilakukan secara personal, tetapi juga secara kolektif, misalnya, dalam pengumpulan zakat fitrah atau penyelenggaraan buka puasa bersama untuk orang yang membutuhkan. Dengan mempertimbangkan aspek psikologis, spiritual, dan sosial, dapat disimpulkan bahwa puasa Ramadan memiliki korelasi positif dengan perilaku sedekah. Puasa meningkatkan empati dan solidaritas, memperkuat motivasi dan spiritualitas, serta memanfaatkan dan memperkuat jaringan sosial untuk mendorong perilaku altruistik. Namun, penting untuk dicatat bahwa peran faktor individu dan kontekstual lainnya juga berperan dalam menentukan sejauh mana seseorang terdorong untuk bersedekah. Ramadan Ke-4, Jumat, 15 Maret 2024.