Gambar

 

Hidup adalah anugerah yang tak ternilai, dan kematian adalah kepastian yang tak terhindarkan. Ia hadir tanpa mengetuk pintu, membawa kita pada perpisahan yang tak direncanakan. 

Kehidupan manusia ibarat daun yang menari di atas angin, terlihat kuat namun begitu rapuh di hadapan takdir yang Maha Menggenggam. 

Di tengah hiruk-pikuk dunia, kita sering alpa, bahwa langkah kaki kita sejatinya sedang menuju akhir, menuju panggilan yang telah tertulis sejak azali.

Berita kepergian H. Muh. Tonang, Kepala Kanwil Kementerian Agama Sulawesi Selatan, menjadi tamparan halus bagi jiwa yang lalai. Beliau yang berangkat dengan kesehatan prima, penuh semangat melaksanakan tugas, ternyata harus pulang kepada Rabb-nya dengan cara yang begitu tenang namun mengejutkan. 

Tidak ada riwayat penyakit yang menyertai, tidak pula tanda-tanda akan perpisahan. Dalam menjalankan amanah, di tengah pengabdian kepada umat, beliau dipanggil oleh Sang Pemilik Hidup.

Kematian selalu menyimpan pelajaran yang mendalam. Ia tidak memandang usia, jabatan, atau kekuatan fisik. Ia datang tanpa aba-aba, tanpa tawar-menawar. Allah SWT berfirman:
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ
"Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh." (QS. An-Nisa: 78)

Peristiwa ini mengajarkan kita untuk selalu mempersiapkan diri menghadapi hari yang pasti datang itu. 

Sebuah hari yang tidak mengenal kompromi, di mana yang muda atau tua, yang sehat atau sakit, semuanya sama-sama berada dalam antrean menuju keabadian. Maka, persiapan terbaik adalah amal kebaikan, zikir yang melangit, doa yang menyejukkan hati, serta langkah-langkah menuju ridha Ilahi.

Mari kita ambil hikmah dari kepergian yang mengejutkan ini. Bahwa hidup adalah titipan, dan kematian adalah perjumpaan. 

Semoga jiwa-jiwa kita senantiasa terpaut kepada-Nya, sehingga saat panggilan itu tiba, kita pergi dengan bekal terbaik dan hati yang ikhlas.
Kematian sebagai Misteri dan Pelajaran untuk Memperbaiki Diri

Kematian adalah ketetapan Allah yang tiada seorang pun mampu menghindarinya. Sebagaimana firman-Nya:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya."
(QS. Ali Imran: 185)

Ayat ini menyadarkan bahwa dunia hanyalah tempat singgah, sedangkan kehidupan sejati adalah akhirat. 

Peristiwa wafatnya H. Muh. Tonang mengajarkan kita bahwa ajal dapat datang tanpa isyarat, mengakhiri segala aktivitas duniawi yang sedang dijalani.
Rasulullah SAW menganjurkan agar umatnya senantiasa mengingat kematian:
أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَادِمِ اللَّذَّاتِ، يَعْنِي الْمَوْتَ
"Perbanyaklah mengingat pemutus segala kelezatan, yaitu kematian."
(HR. Tirmidzi, no. 2307)

Dengan mengingat kematian, seseorang akan lebih waspada terhadap amal perbuatannya, sehingga senantiasa bertaubat dan mempersiapkan diri dengan amal shalih.

Kematian: Sebuah Pengingat tentang Husnul Khatimah

Husnul khatimah menjadi harapan tertinggi seorang mukmin. Rasulullah SAW memanjatkan doa yang begitu mendalam dalam sujudnya:
اللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ عُمُرِي آخِرَهُ، وَخَيْرَ عَمَلِي خَوَاتِيمَهُ، وَخَيْرَ أَيَّامِي يَوْمَ أَلْقَاكَ
"Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku pada penghujungnya, sebaik-baik amalku pada akhir hayatku, dan sebaik-baik hariku adalah hari ketika aku bertemu dengan-Mu."
(HR. Ahmad, no. 17426)

Doa ini mencerminkan kesadaran akan pentingnya akhir yang baik dalam hidup. Sebab, kesudahan kehidupan seseorang menjadi cerminan utama dari keberhasilannya di sisi Allah SWT.

Rasulullah SAW juga memohon kematian dalam keadaan bertaubat:
اللَّهُمَّ تُبْ عَلَيَّ فِي آخِرِ حَيَاتِي، وَتَوَفَّنِي وَأَنَا أَسْتَرِيحُ
"Ya Allah, terimalah taubatku di akhir hidupku, dan wafatkanlah aku dalam keadaan beristirahat."

Kematian yang baik bukanlah sekadar meninggalkan dunia, melainkan meninggalkan dunia dengan membawa hati yang bersih, amal yang ikhlas, dan dosa yang terampuni.

Keteguhan dalam Agama dan Amal Shalih

Keteguhan hati di atas agama adalah bekal penting dalam perjalanan menuju husnul khatimah. Rasulullah SAW berdoa:
اللَّهُمَّ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
"Ya Allah, wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu."
(HR. Tirmidzi, no. 2140)

Keteguhan dalam agama menjadi benteng terakhir melawan tipu daya dunia. Dengan hati yang kokoh, seorang mukmin akan mampu mempersiapkan dirinya untuk menghadapi maut dengan tenang.

Praktik Nyata dalam Menghadapi Kematian

1. Menjaga Silaturahim
Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ أَرَادَ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
"Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahim."
(HR. Bukhari, no. 5985)

2. Berdoa dan Beristighfar
Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
"Barang siapa membiasakan istighfar, Allah akan memberinya jalan keluar dari setiap kesusahan, kelapangan dari setiap kesempitan, dan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka."
(HR. Abu Dawud, no. 1518)

3. Memperbanyak Amal Shalih
Allah SWT berfirman:
وَالْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
"Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."
(QS. Al-Asr: 1-3)

Kematian H. Muh. Tonang menjadi pengingat nyata bagi kita semua bahwa ajal adalah misteri yang pasti tiba. Sebagai seorang mukmin, kita diajak untuk memperbanyak doa-doa seperti yang Rasulullah SAW ajarkan, menjaga amal kebaikan, dan memohon husnul khatimah dengan penuh harap kepada Allah SWT.

Semoga kita semua dipanggil dalam keadaan terbaik, membawa iman dan amal shalih sebagai bekal menuju ridha-Nya. Aamiin.

Penutup dan Kesimpulan

Kematian adalah gerbang sunyi yang harus dilalui setiap insan. Ia adalah kepastian yang menyadarkan kita bahwa dunia hanyalah persinggahan sementara, tempat menanam benih amal untuk dituai di kehidupan yang abadi. 

Kepergian H. Muh. Tonang menjadi pelajaran mendalam, bahwa hidup yang kita genggam ini rapuh, serapuh embun pagi yang memudar saat mentari menyapa. Beliau yang pergi di tengah pengabdian, di saat menjalankan tugas mulia, mengingatkan bahwa tidak ada satu pun manusia yang tahu kapan waktunya akan tiba.

Betapa ringkihnya rencana manusia di hadapan kehendak-Nya. Allah SWT berfirman:
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ
"Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui apa yang akan diusahakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati."
(QS. Luqman: 34)

Kepergian ini menyadarkan kita akan pentingnya setiap detik hidup diisi dengan kebaikan, setiap langkah dijiwai oleh zikir, dan setiap nafas dipenuhi dengan pengabdian kepada Sang Khalik. 

Sebab, kesehatan bukan jaminan, usia muda bukan perlindungan, dan rencana besar bukan penghalang bagi takdir yang telah digariskan.

Maka, kesimpulan yang dapat kita ambil adalah bahwa persiapan menuju kematian bukanlah hal yang bisa ditunda. Amal yang tulus, hubungan baik dengan sesama, serta doa yang ikhlas adalah bekal terbaik untuk menghadapi perjumpaan dengan-Nya. Rasulullah SAW bersabda:
أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَادِمِ اللَّذَّاتِ، الْمَوْتِ
"Perbanyaklah mengingat penghancur kenikmatan, yaitu kematian."
(HR. Tirmidzi, no. 2307)

Semoga kita senantiasa diberi kekuatan untuk hidup dalam ketaatan, beramal dengan keikhlasan, dan mengakhiri perjalanan ini dengan husnul khatimah. 

Dan kepada almarhum H. Muh. Tonang, semoga Allah menerima amal ibadahnya, mengampuni dosa-dosanya, dan menempatkannya di surga Firdaus yang penuh kenikmatan. Aamiin.

Hidup adalah perjalanan yang fana, dan kematian adalah jembatan menuju keabadian. Mari menjadikan setiap momen sebagai ibadah, setiap langkah sebagai pengabdian, agar saat waktu itu tiba, kita pergi dengan hati yang ridha dan diridhai.