Gus Dur pernah menulis, menyindir, dan mempertanyakan, "Masihkah surga itu berada di bawah telapak kaki ibu? Artinya tentu Gus Dur melihat situasi dan kondisi ibu-ibu jaman sekarang yang boleh jadi tidak lagi seperti harapannya.
Kisah berikut mungkin salah satunya: Alkisah seorang pemuda menjadi pencuri. Ketika masih kanak-kanak, ia membawa pulang telur-telur curian. Tanpa bertanya mengenai (asal-usul telur tersebut, sang ibu memujinya karena telah membawakan makanan, dan kemudian membuatkan sang anak hidangan telur kegemarannya. Beberapa lama kemudian, sang anak membawa pulang ayam, lalu domba, kemudian ia mambawa pulang sejumlah uang. Tiap kali, sang ibu memujinya tanpa pernah menanyakan asal-usul hadiah-hadiah tersebut.
Ketika pihak berwajib menangkapnya, sang pemuda tersebut telah menjadi perampok dan pembunuh. Ia kemudian dikenai hukuman gantung. Permintaan terakhirnya adalah bertemu dengan ibunya di tempat penggantungannya. Ia meminta ibunya untuk mendekatinya dan menjulurkan lidahnya. Ketika sang ibu mematuhi permohonannya yang janggal itu, si pencuri menggigit lidah sang ibu dengan kuatnya hingga berdarah.
Pemuda terhukum tersebut menjelaskan, “Permohonan terakhirku adalah menggigit lidah orang yang membawaku pada nasib ini. Jika ibuku telah menanyakan darimana aku mendapatkan barang-barang yang aku bawa ke rumah, jika ia telah memarahiku dan menghukumku karena mencuri, mungkin aku tidak akan pernah menjadi seorang pencuri. Lidahnya yang terlalu memanjakanku adalah musuh terburukku.”