Belum suci ramadhan bulan yang penuh sugesti, penuh motivasi janji janji pahala dan penuh amesti penghapusan dosa dosa bagi yang sempurnah ibadah puasanya dan berbagai keunggulan lainnya, namun pada sisi lain tumbuh subur nilai iman sambalado yakni hadirnya dan tumbuh suburnya keimanan umat Islam yang bersifat temporal, iman musiman, iman Sambalado yakni terlihat beriman disaat bulan ramadhan dan kembali menurun dan bahkan senyap setelah ramadhan pergi meninggalkan kita semua. Mempertahankan nilai-nilai iman dan taqwa di era modern amatlah berat, era penuh gedoaan, era media, era teknologisasi, era industrialisasi media, era kemajuan teknologi komunikasi dengan beribu dan bahkan memuat banyak konten yang mengoda dan bisa merusak nilai tauhid keimanan seseorang terutama generasi muda milenial. Mengimani Islam di industrialisasi, era media sekarang bagaikan memakan buah simalakama” di makan mati ibu dan tidak dimakan mati bapak serba delematis dan serba penuh ketidakpastian hidup. Sehingga satu satunya kepastian ya ketidakpastian itu sendiri. Pribahasa tersebut mengambarkan situasi yang amat sulit. Buat yang beriman kepada sunah Rasulullah SAW. Tidaklak kaget,biasa saja,sebab jauh hari sejak masa awal kenabian Rasulullah telah mengigatkan bahwa ada satu masa nanti dimana umatku dalam mengimani kebenaran Islam’seperti menggenggam bara api, di genggam kuat tangan terbakar di lepas hidup celaka dunia akhirat. Jadi menjaga nilai iman di era four point zero, revolusi 4.0 atau biasa disebut istilah “cyber physical system” yakni era dimana terjadinya kolaborasi teknologi siber dan teknologi otomatisasi. Membutuhkan ketahanan iman jangan sampai kemajuan berbagai teknologi mengerus nilai keimanan umat Islam. Maka sekarang ini dibutuhkan keimanan Bilal bin Rabah orang yang pertama mengumanfangkan adzan pertama di dunia , ketika beliau awal masuk Islam dan diketahui oleh majikannya’ lalu Bilal di tanya, saya dengar kamu mengikuti agama baru yang di bawa oleh Muhammad’ lalu Bilal menjawab ya betul Tuan ku’ kata sang majikan kalau begitu kau harus tinggalkan agama itu’ Bilal menjawab ‘maaf Tuanku ‘ saya tak akan pernah meninggalkan keimanan saya kepada Allah dan Rasulullah Muhammad’ maka sang majikan marah Billa di cambuk terus dan didudukan diatas batu yang panas di atas pasir dengan terik matahari’ namun Bilal tetap bertahan dan istiqamah dalam imannya lalu berkata ‘ Tuan bisa mencabik cabik badanku, Tuan silahkan pisahkan kepalaku dari tubuhku tapi Tuan tak akan pernah sanggup memisahkan iman di hatiku’ Allahu Akbar’ itulah sekilas contoh iman yang istiqamah bukan iman sambalado, malam beriman dan siangnya kembali berbuat maksiat. Menjaga iman di era modern, memang berat nanun kita harus mampu menjaga iman kita dari berbagai cobaan dan tantantangan maka semoga dengan ibadah puasa kita semua kita mampu mencapai taqwa dan mengutkan serta meningkatkan keimanan kita semua sampai ajal menjemput tetap istiqamah dalam berislam dan istiqamah dalam beriman kepada Allah dan Rasulullah.Aamiin .wslm