Berikut versi puisi yang diperhalus dalam bentuk sastra puisi bebas, agar lebih indah dinikmati oleh para pencinta puisi namun tetap membawa makna ironi dan kritik halus yang ingin Bapak sampaikan:
---
PUISI IRONIS UNTUK SANG MANTAN Oleh Ahmad M. Sewang
IKN, lahir bagai bayi tak diharap, dalam gelap rahim rencana yang tak sah, ia hadir—ramai ditentang, ibarat anak tanpa akad, yang tumbuh tanpa restu rakyat.
Katanya tak menggerus APBN, tapi tangisnya terdengar sampai dapur negara. Bayi ini rakus, menghisap susu dari dompet bersama.
Sementara itu, di pojok kenangan masa lalu, Esemka tersipu malu. Digadang jadi kebanggaan bangsa, namun gugur sebelum berbunga.
Ah, negeri ini, panggung ironi yang tak kunjung bubar, yang dirancang cermat—layu yang tak dirancang—merajai layar. Semarak yang tak direncana, macet yang sudah dipetakan.
Anta Beranta, tanah para terbalik, di mana logika sering bersalin rupa. Ijazah misteri kini jadi teka-teki negeri. Andai negeri ingin pulih dari luka, sahabatilah yang jujur dan bijak, seperti Mahfud, bukan Hercules.
Hercules? Orang tahu, ia bukan sarjana, tapi pareman, dari lorong Tanah Abang. Mengapa dia yang dijemput? Mengapa bukan ilmu yang disapa?
Begitulah kisah di negeri yang kami cinta, terkadang pahitnya lebih jujur dari senyumnya.
Wasalam, Kompleks GPM, 24 April 2025