وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”
( QS: Al-Isra : 36)
PENJELASAN PESAN HIKMAH (PPH):
Pesan Hikmah kali ini mencoba mengangkat Firman Allah didalam al-Quran yang terapat dalam surah al- Isra: 61 dengan menguraikan lebih detail temtang bagaimana seharusnya kita bersikap dan merespon dinamika politik tanah air terkait dengan pesta demokrasi pada pemilihan umum (Pemilu), Pemilihan Presiden (Pilpres), dan Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024:
1. *Jangan Mengikuti Yang Tidak Diketahui (Laa Taqfu Maa Laysa Laka Bihi 'Ilm)*: - Ini adalah perintah untuk tidak mengikuti atau membuat keputusan tentang hal-hal yang tidak kita ketahui atau pahami sepenuhnya. - Dalam konteks politik, hal ini mengingatkan kita agar tidak membuat keputusan politik berdasarkan asumsi atau informasi yang tidak valid. Sebelum memilih, kita harus memastikan bahwa kita memiliki pengetahuan yang memadai tentang kandidat, partai, dan platform politik yang bersangkutan.
2. *Pendengaran, Penglihatan, dan Hati (As-Sam'a, Al-Basar, Al-Fu'ad)*: - Ini adalah tiga aspek diri manusia yang akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat atas penggunaannya. - Dalam konteks politik, pendengaran mengajarkan kita untuk mendengarkan dengan seksama informasi dan argumen dari berbagai sumber, termasuk kandidat, partai politik, dan media. - Penglihatan mengajarkan kita untuk melihat secara objektif, mengevaluasi kinerja masa lalu dan rencana masa depan kandidat dan partai politik. - Hati mengingatkan kita untuk memperhatikan nurani dan nilai-nilai moral dalam memilih, serta mempertimbangkan dampak keputusan politik kita terhadap kesejahteraan masyarakat dan bangsa.
3. *Pertanggungjawaban (Masa'uliyah)*: - Setiap individu akan diminta pertanggungjawaban atas penggunaan pendengaran, penglihatan, dan hati mereka. - Dalam konteks politik, hal ini menegaskan bahwa pemilih akan dimintai pertanggungjawaban atas pilihannya dalam Pemilu, Pilpres, dan Pileg. Mereka harus menyadari bahwa setiap suara mereka memiliki konsekuensi dan akan dievaluasi baik di hadapan Allah maupun dalam sejarah.
Dengan demikian, ayat ini mengajarkan pentingnya memilih secara bijaksana dalam pemilihan umum, dengan menggunakan pengetahuan, akal sehat, dan nurani sebagai panduan. Pemilih harus berusaha memahami secara menyeluruh tentang kandidat, partai politik, dan platform mereka sebelum membuat keputusan, sehingga dapat menjalankan tanggung jawab politik mereka dengan baik dan memberikan kontribusi positif bagi kemajuan negara dan masyarakat.# SEMOGA BERMANFAAT# MK