Pentingnya Iman Dalam Kehidupan Manusia Prof. Andi Faisal Bakti
Wahai teman perjalananku dalam kereta dan saudara saudaraku yang sibuk dengan ilmu pengetahuan lima puluh tahun kemudian! Hadirkan waktu yang telah lalu, hadirkan kembali Rustum Iran atau Heraklius Yunani dengan kepahlawanannya yang luar biasa pada diri anak kecil yang tidak berdosa ini, kendati yang namanya kereta belum ada pada masa kedua pahlawan itu, mereka tidak memiliki keyakinan bahwa kendaraan itu bergerak sesuai dengan sistem yang telah ditentukan, maka bayangkanlah ketika kereta itu keluar dari terowongan, di atas kepalanya api dengan kayu bakar, nafasnya bergemuruh seperti petir, dalam kedua matanya yang terbuat dari aliran listrik ada kilatan cahaya, mengancam akan menyerang sehingga menimbulkan ketakutan, bergerak menuju kedua pahlawan tersebut, Rustum dan Heraklius, bayangkan bagaimana kedua pahlawan tersebut akan merasakan sangat ketakutan, bagaimana mereka akan melarikan diri ribuan meter kendati keberanian mereka yang luar biasa!
Lihatlah bagaimana kebebesan dan keberanian keduanya menciut di hadapan ancaman “binatang melata” ini sehingga mereka hanya bisa melarikan diri. Hal itu karena keduanya tidak memiliki keyakinan tentang adanya masinis yang mengendalikan kereta tersebut. Mereka tidak mengetahui adanya sistem yang berjalan sesuai keinginan masinisnya, bahkan mereka tidak berpikir bahwa kereta tersebut hanyalah kendaraan yang dikendalikan. Namun yang mereka bayangkan adalah singa raksasa dan monster ganas diikuti oleh banyak singa dan binatang buas lainnya.
Wahai kedua rekan perjalananku dan segenap sahabat yang mendengar tuturan ini 50 tahun kemudian! Yang membuat anak kecil itu memiliki kebebasan dan keberanian yang melebihi apa yang dimiliki oleh kedua pahlawan tadi tidak lain dari inti hakikat yang terdapat di kalbunya, yaitu iman dan keyakinan bahwa kereta tersebut berjalan sesuai sistem. Ia percaya bahwa kendali ada di tangan masinis yang menjalankannya dengan penuh perhitungan. Sementara yang membuat kedua pahlawan legendaris itu sangat ketakutan tidak lain dari tidak adanya keyakinan diselumuti kebodohan, yaitu ketidaktahuan mereka bahwa kereta dikendalikan oleh masinis dan ketidakyakinan mereka bahwa kereta berjalan menurut sistem yang ada.
Said Nursi, Khutbah Syamiyah, hlm. 70-71