Gambar manis-tak-selalu-nikmat-kisah-mother-of-all-diseases-0625.jpeg

Gula dalam teh dan kopi, makanan manis, dan minuman dingin memang menggoda. Ia memberikan rasa manis yang menyenangkan lidah. Tapi ketika tubuh sudah tak lagi mampu mengolah gula dengan baik, manis itu berubah menjadi ancaman. Inilah yang dialami jutaan orang di dunia: diabetes mellitus.

Diabetes adalah mother of all diseases, ibu dari segala penyakit, penyakit ini akan melahirkan penyakit-penyakit lainnya bila tidak diobati dengan baik.
Data dari International Diabetes Federation (IDF) menunjukan jumlah penderita diabetes di dunia pada tahun 2021 mencapai 537 juta. Angka ini diprediksi akan terus meningkat mencapai 643 juta di tahun 2030 dan 783 juta pada tahun 2045.  Menurut IDF, Indonesia menduduki peringkat kelima negara dengan jumlah diabetes terbanyak dengan 19,5 juta penderita di tahun 2021 dan diprediksi akan menjadi 28,6 juta pada 2045. 
Diabetes terjadi ketika tubuh tidak bisa mengatur kadar gula dalam darah dengan baik. Gula yang seharusnya menjadi energi justru menumpuk dalam darah. Akibatnya, banyak bagian tubuh bisa rusak baik itu mata, ginjal, saraf, hingga jantung.
Orang yang terkena diabetes bisa mengalami luka yang sulit sembuh, cepat lelah, sering buang air kecil, dan bisa berakhir dengan komplikasi yang berat kalau tidak dijaga dengan baik.
Mengobati diabetes tidak cukup hanya dengan obat. Pengobatan diabetes adalah perjalanan panjang yang membutuhkan kesabaran, kedisiplinan, dan kesadaran diri. Banyak orang takut minum obat karena merasa akan “ketergantungan. Padahal kenyataannya, obat diabetes membantu tubuh tetap stabil, agar kadar gula bisa terkontrol dengan baik. Selain obat, kita juga harus menjaga makan, rajin bergerak, dan tidak stres berlebihan.

Pola hidup yang buruk seperti makan berlebihan, malas bergerak, atau tidak peduli pada pengobatan adalah bentuk kelalaian terhadap amanah tubuh. 

“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”
(QS. Al-A’raf: 31)

Diabetes sering muncul karena kita terlalu “manja” dengan nafsu makan. Maka mengendalikan makan adalah bentuk pengendalian diri dan itu juga bagian dari ibadah.
Diabetes memang tidak bisa sembuh total, tapi bisa dikendalikan. Ini adalah ujian dari Allah yang mengajarkan kita bersabar, disiplin, dan tetap bersyukur. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu’ anhu dari Nabi saw bersabda :

“Tidaklah seorang Muslim tertimpa rasa lelah, sakit, sedih, atau musibah, bahkan duri yang menusuknya, kecuali Allah akan menghapus dosanya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Jadi, setiap kali kita minum obat, menjaga pola makan, atau menahan diri dari yang tidak sehat maka semuanya bernilai ibadah di sisi Allah

Diabetes bukan akhir dari segalanya. Kita tetap bisa hidup sehat, kuat, dan bahagia jika mau berusaha. Bukan hanya demi diri sendiri, tapi juga demi keluarga, dan demi bisa terus beribadah kepada Allah dengan sebaik-baiknya.

karena tidak semua yang manis itu nikmat. Kadang, justru menahan diri dari yang manis adalah bentuk cinta sejati, pada diri sendiri dan pada Allah SWT.