Budaya ke depan akan membawa manusia pada kehidupan semakin comfort, menyenangkan, dan akan semakin cepat sejalan dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetaihuan dan tekonologi. Kemajuan ini juga akan memberi pengaruh pada seluruh aspek kebudayaan lainnya, seperti di dunia kedokteran dan kesehatan.
Dalam sejarah perkembangan dunia kedokteran dan kesehatan juga mengantar manusia kepada kehidupan yang lebih comport. Dahulu jika seseorang diserang penyakit gula yang menyebabkan kakinya harus diamputasi tanpa dibius. Tentu saja sangat menyakitkan, karena dunia kedokteran belum menemukan obat bius. Sekarang setelah kemajuan dunia kedokteran dengan ditemukannya obat bius, maka amputasi tidak lagi membuat pasien merasa kesakitan.
Di awal kemerdekaan kemajuan iptek belum berkembang, sehingga dalam melaksanakan agama, mereka hanya berpedoman pada tanda-tanda alam, misalnya untuk mengetahui terbenamnya matahari sebagai pertanda dibolehkannya berbuka puasa. Jika mereka di tengah rimbah, maka mereka menggunakan tanda-tanda alam, seperti jika ayam sudah naik di peraduannya adalah pertanda bahwa matahari sudah terbenam.
Sekarang iptek sudah begitu maju, seseorang tidak lagi tergantung pada tanda-tanda alam yang spekulatif, mereka tinggal melihat arloji di tangan, jam di dinding, atau mengikuti siaran di tv. Makna semua yang dikemukakan ini bahwa di dalam Islam masalah substansi keberagamaan tetap abadi tidak berubah, sedangkan asesorisnya berubah-ubah sesuai perkembangan iptek. Dengan kata lain, keberagamaan kapan dan di mana saja tetap, yaitu tenggalamnya matahari yang memperbolehkan berbuka puasa. Sebaliknya asesoris keberagamaan ke depan akan mengalami perubahan terus-menerus kepada yang lebih comfort, nyaman, dan lebih mudah akibat kemajuan iptek. Perkembangan kebudayaan telah mengantar manusia lebih mudah mengetahui tenggelamnya matahari dengan menggunakan asesoris sebagai hasil temuan iptek.