-PELIHARA SAHNYA PUASA-
Umat Islam wajib melaksanakan ibadah puasa dan menjauhi hal-hal yang membatalkannya. Ada tiga Faktor utama penyebab batalnya puasa, yaitu: makan, minum, dan bersenggama. Ketiganya dilarang mulai dari terbitnya fajar hingga terbenam mata hari. Syekh Yusuf Al-Qardhawi (ulama Mesir, 1926-2022) menjelaskan, bahwa larangan yang al-qur’an tetapkan bagi orang berpuasa adalah semacam latihan jiwa untuk meninggalkan selera perut dan kelamin.. Juga merupakan pembebasan diri dari tradisi yang sudah melekat dalam kebiasaan manusia utuk makan pagi, dan siang di waktu-waktu tertentu. Perintah puasa mewajibkan umat Islam untuk merubah kebiasaan secara total untuk mencapai ketaatan kepa Allah dan mengharapkan pahala dari-Nya. Inti Puasa adaah bertujuan untuk memotong hasrat yang menyumbat jalan-jalan syaitan, melalui cara lapar dan dahaga. Diperlukan kesabaran untuk menjaga puasa supaya tidak batal. Hal ini selalu diajarkan orang tua kepada anaknya melalui kelong:
KATUTUI POASANU, PAKALOMPO SA’BARA’NU, NAMAKKALEPU, RIASSANA POASANU.
Arti bebasnya: Anakku, Cermati dan jagalah puasa dengan sebaik-baiknya, tingkatkan kesabaran, supaya puasamu menjadi sempurna dan tidak batal.” Menahan lapar dan haus-dahaga, serta senggama memerlukan kesabaran. Artinya, ibadah puasa dapat membangun karakter kesabaran, Siapa saja yang tidak berlaku sabar, tentu saja ia bisa melanggar ketentuan yang membatalkan puasa. Bersenggama (suami isteri) pada siang hari adalah salah satu pelanggaran puasa. Pelanggaran tersubut sebagai tindakan yang merusak nilai moral dan kesucian bulan ramadhan. Kalau itu terjadi, maka pelakunya berkewajiban membayar kafarat, yaitu berpuasa selama dua bulan (60 hari) berturut-turut (bisakah?) Peliharalah puasa (katutui poasanu) dan bangun sifat kesabaran (pakalompo sa’bara’nu) supaya puasa tidak batal. Semoga. Pao-Pao Gowa, Ahad, 16 April 2023.