Gambar in-memoriam-mayjen-purtni-hm-amin-syam.jpg

Suatu ketika pada tahun 2011, waktu itu sedang dinas di Jakarta, saya dapat telepon dari mantan Kakanwil Depag Provinsi Sulawesi Selatan, Dr. H. Bahri Mappasse, agar bergabung dalam kabinet DMI Sulawesi Selatan. Saya jawab spontanitas bahwa apa alasannya menolak, sebab sejak kecil saya sudah hidup di lingkungan masjid. Mungkin beda dengan Bapak Mayjen (Pur) TNI H.M. Amin Syam yang sudah malang melintang di jabatan sipil dan meliter, terakhir sebagai gubernur provinsi Sulawesi Selatan, kemudian akhirnya turun mengurus DMI Wilayah Sulawesi Selatan atau rumah Allah.

Kelihatannya ucapan saya ini sampai ke telingah almarhum. Kemudian beliau menjawab dengan narasi  yang tidak kurang menariknya dalam buku, 76 tahun Mayjen (Pur) TNI H.M. Amin Syam, "Pejuang Tanpa Mengenal Halte." Almarhum berkata, "Saya bersyukur kepada-Mu ya Allah karena Engkau menganugerahkan kepadaku banyak jabatan, tetapi dari sekian kabatan yang pernah diembang, maka sebagai Ketua Umum DMI Wilayah Sulawesi Selatan paling saya syukuri dan merasa sangat terhormat, betapa tidak, karena saya dapat kesempatan mengurus rumah Allah sebuah kenikmatan tersendiri yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata." Narasi ini saya sendiri langsung menerima dari beliau.

Memang sejak awal beliau dikenal sebagai pencinta rumah ibadah. Sehingga ada ungkapan yang beken saat beliau masih menjabat sebagai gubernur bahwa jika ingin ketemu dengan mudah almarhum, maka datanglah salat di masjid gubernuran pada waktu salat subuh atau salat Jum'at.

Kecintaan almarhum pada masjid ini yang menarik saya abadikan dalam sebuah buku. Suatu ketika dalam bulan puasa di sebuah restoran di Panakukang saya menawarkan diri untuk melegecykan almarhum dalam sebuah buku dengan judul seperti di atas. Alhamdulillah beliau menyambutnya dengan gembira. Dalam waktu tidak lama buku itu sudah bisa launching di Claro Hotel di Makassar. Tentu saja dengan bantuan dan dukungan sepenuhnya dari almarhum dan para sahabat. Memang, almarhum seorang pejuang tak pernah mengenal halte. Satu-satunya halte bagi beliau apabila malaikat Israel sudah datang memanggilnya. Inilah legecy almarhum yang perlu diwarisi bahwa tidak ada istilah pensiun bagi seorang pejuang.

Satu-satunya yang saya pikirkan sejak hari pertama almarhum meninggal dan itu saya sampaikan pada isterinya yang sementara menunggui mayat beliau. Siapa pengganti beliau sebagai Ketua DMI? Mungkin sulit mencari pengganti yang sama dengan beliau, paling kurang mendekati dengan kearifan yang beliau miliki. Sebab semua yang dikatakan, sepertinya sami'na wa ata'na bagi pengurus DMI lainnya, sebab apa yang beliau sampaikan semua sudah terukur dan diperkirakan akan bisa diterima. Demikian itulah yang saya ikuti sebagai salah seorang pengurus. 

Sudah tiga hari beliau pergi menemui Sang Kekasih. Kita doakan supaya bahagia di samping Kekasih paling dicintai-Nya itu. Amin! Ya rabbal alamin.

Wasalam,
Komp. GFM, 5 September 2023