Mengherankan! Bila kita menginginkan harta di dunia maka kita pun menabur benih, menanam, berdagang, mengarungi lautan, dan mempertaruhkan jiwa. Jika ingin mencari kemuliaan ilmu maka kita belajar memahami, berletih-letih menghafal, dan mengulangnya.
Kita bersusah payah mencari rezeki kita. Tidak percaya pada jaminan-Nya dan tidak duduk bersantai di rumah kita sambil berkata, “Berilah kami rezeki, ya Allah!”
Kemudian apabila mata kita telah sepenuhnya berharap kepada Sang Penguasa Abadi, kita hanya cukup berkata, “Ampuni dan rahmati kami, ya Allah!”
Tuhan Yang kepadanya kita berharap, dan karena-Nya kita mulia, memanggil kita, “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya” (OS. Al-Najm: 39).
Kemudian, semua itu tidak menyadarkan kita dan tidak mengeluarkan kita dari lembah tipuan dan angan-angan kita. Ini menjadi bencana yang mengerikan jika Allah tidak mengaruniai kita tobat nasuha. Kita memohon kepada-Nya agar menerima tobat kita. Dikutip dari kitab Al-Mawaidz karya Shalih al-Syami