Di missiologi bernama Henry Krimer merupakan pusat penggembelengan agama Kristen di Leiden di dalamnya lengkap asrama, penginapan, sekolah, dan perpustakaan. Di sanalah saya menghabiskan waktu meneliti. Kebetulan tempat itu berdekatan dengan apartemen kami. Di sana kami tahu bahwa jika ada pendeta datang dari Indonesia. Kami sering dilibatkan dalam sebuah diskusi tentang pengembangan agama Kristen yang mulai bertkurang penganut di sana. Buktinya, begitu banyak gereja yang kosong di hari Minggu atau banyak gereja diubah fungsinya jadi masjid. Dalam pandangan kami, mereka tahu bahwa kami dari IAIN karena itu mereka sama sekali tidak punya keinginan memasukkan kami ke agama yang mereka anut.

Kami kebetulan di sana menyaksikan Word Cup di Amerika Serikat tahun 1974. Mereka berjanji jika pasukan oranye menang (Belanda) akan memberi makan cuma-cuma pada penduduk. Ternyata kalah maka yang terjadi adalah kekacauan atau bakulempar. Menurut teman karena agama mereka berganti jadi sepak bola. Ternyata sepak bola kalah berarti agamanya kalah maka mereka ribut.

Beberapa kali saya hadir dalam Remmermark (tempat penjualan barang scond hand) tempatnya di gereja yang kosong di akhir pekan. Nampaknya daripada gereja kosong lebih di tempati menjual barang-barang scond hand.

Wasalam,
Kompleks GPM, 10
Apri 2023 M/19 Ramadan 1444 H