Kedekatan keduanya, Soekarno dan Hatta, memang tak bisa disangkal, tapi Sukarno dan Hatta juga sering kali terlibat pertentangan pendapat. Bahkan, itu terjadi sejak mereka aktif dalam organisasi pergerakan pemuda menentang kolonialisme Belanda, jauh sebelum Indonesia merdeka.
Tipikal keduanya memang berbeda. Sukarno adalah seorang solidarity maker, seorang pemimpin yang pandai menarik simpati massa dan menggerakkan mereka untuk tujuan tertentu. Sementara, Hatta adalah seorang administrator yang ahli dalam penyelenggaraan negara.
Kedua tokoh ini punya perbedaan pandangan dalam strategi dan orientasi politik. Di satu sisi, Sukarno ingin melanggengkan dominasinya meneruskan perjuangan revolusi. Pada sisi lainnya, Hatta telah berpikir maju untuk segera mengakhiri revolusi menuju pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
Soekarna ingin mengakhiri peran partai. Hatta sebagai seorang demokrat, pendapat tersebut ditentang oleh Hatta. Ia masih percaya pada sistem demokrasi yang bercirikan banyak partai politik. Selain itu, Hatta juga menentang konsepsi Presiden serta ide tentang Demokrasi Terpimpin.
Meskipun hal itu disangkal Sukarno, fakta menunjukkan sebaliknya. Lihat saja ketika dalam pidatonya di hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1956, Sukarno mencanangkan betapa pentingnya sebuah Demokrasi Terpimpin.
Wasalam, Kompl. GFM, 5 September 2023 M/19 Shafar 1445 H